10 Emulator Android Terbaik Teringan Dan Tercepat 2022
Capek main game pake smartphone yang layarnya kecil? Tenang, ada solusinya, nih~ Namanya emulator Android.
Apaan tuh?
Emulator memungkinkanmu untuk menjalankan sistem operasi Android langsung dari desktop.
Dibandingkan dengan smartphone—bahkan tablet sekalipun—tentu saja layar emulator ini jadi jauh lebih besar. Lebih lega~
Selain itu, perangkat keras semacam mouse dan keyboard sudah otomatis kompatibel dan minim lag. Hal ini membuat emulator Android jadi pilihan yang tepat buat para gamers dan developers. Pengoperasiannya jauh lebih luwes deh.
Nah, artikel ini akan mengulas lebih jauh tentang emulator Android lengkap dengan daftar rekomendasi terbaik yang bisa langsung kamu jajal. Penasaran? Baca sampai tuntas ya!
3 Fungsi Utama Emulator Android
Sebelum masuk ke rekomendasi, yuk kita kulik dulu fungsi utamanya! Setidaknya ada tiga poin yang menonjol, antara lain:
1. Memuluskan gaming
Sekarang ini memang sudah banyak smartphone yang khusus dibikin untuk tujuan gaming. Namun, secanggih apa pun, bermain game di layar kecil kadang tetap kurang puas.
Belum lagi beberapa game memang lebih gampang dimainkan lewat desktop.
Emulator Android mengatasi kendala tersebut. Kamu tidak perlu pusing mikirin pemakaian baterai hingga keharusan untuk upgrade gawai sesuai perkembangan teknologi biar nggak lemot. Hemat banyak hal, tuh!
Enaknya lagi, beberapa emulator memang ditujukan untuk gaming. Sebut saja LD Player, BlueStack, KoPlayer, Nox, dan sebagainya.
2. Meringankan kerja developer aplikasi
Selain untuk senang-senang lewat gaming, developer aplikasi pun turut diuntungkan dengan adanya emulator Android ini.
Developer aplikasi dan game jelas butuh perangkat untuk mengetes program mereka secara rutin sebelum dirilis.
Biasanya mereka akan memanfaatkan Android Studio dan Android Software Development Kit yang sudah memiliki fitur lengkap di dalamnya. Meski begitu, kehadiran emulator lain tetap berguna.
3. Membantu produktivitas
Karena basisnya Android, emulator yang ada saat ini dapat dipakai untuk meng-install hampir semua aplikasi dari Play Store.
Kamu bisa menyesuaikan dengan kebutuhan terkait aplikasi apa saja yang ingin disematkan. Jangan mencampurkan aplikasi medsos di sini, ya. Biar mereka ada di smartphone-mu saja, jadi minim distraksi, deh!
10+ Rekomendasi Emulator Android Terbaik
Tanpa perlu berlama-lama lagi, berikut ini adalah rekomendasi emulator Android terbaik. Selain ulasan singkat, kamu juga akan tahu keunggulan dari masing-masing emulator.
Bohong kalau kamu belum pernah dengar yang namanya BlueStack. Ini adalah emulator Android paling populer sedunia!
Pengembangan BlueStack saat ini memfokuskan diri ke arah gaming. Meskipun begitu, kamu tetap bisa menggunakannya untuk memasang aplikasi PlayStore lainnya.
Emulator ini sangat mudah dalam instalasinya. Kamu tinggal membuka website resminya dan di situ akan tersedia installer-nya. Tinggal sesuaikan dengan sistem operasi desktop milikmu.
BlueStack mendukung setting keyboard mapping, akan tetapi ia masih kurang oke dalam untuk setting gestures.
Kelebihan:
* Instalasi mudah
* Mendukung multi-akun
* Performa gaming lumayan
Kekurangan:
* Setting gesture kurang teroptimasi
* Terdapat iklan sponsor
Harga: tersedia versi gratis dan premium dengan harga US$24
Emulator ini sebelumnya bernama Tencent Gaming Buddy. Ia kemudian berevolusi menjadi salah satu emulator Android terbaik berkat dukungan eksklusif untuk Call of Duty Mobile.
Sesuai dengan namanya, ia memang cuma fokus di aspek game Android. Jadi, kalau tujuanmu adalah bukan buat gaming, GameLoop bisa di-skip dulu.
Kelebihan:
* Integrasi mouse dan keyboard oke banget
* Performa game memuaskan
* Partner resmi Call of Duty dan PUBG
Kekurangan:
* Tidak cocok untuk testing aplikasi Android
Harga: gratis
LD Player merupakan pemain baru di dunia per-emulator-an Android. Meskipun begitu, ia dengan percaya diri mengklaim memiliki performa gaming dan optimasi nan gesit.
Emulator ini mendukung keyboard mapping, gamepad, high-fps gaming, dan sebagainya.
Selain itu, dengan LD kamu bisa membuka beberapa game dan aplikasi secara bersamaan. Ia pun memiliki fitur alokasi RAM dan CPU berdasarkan penggunaan.
Kelebihan:
* Memiliki fitur alokasi RAM dan CPU
* Akses shortcut mudah
Kekurangan:
* Emulator mobile hanya tersedia untuk Windows
Harga: gratis
Emulator ini bisa digunakan untuk mengakses seluruh aplikasi Android, tetapi ia paling pas dipakai nge-game berat. PUBG hingga Justice League mampu dilibas dengan enteng. Tidak heran kalau orang-orang meletakkan Nox di daftar atas untuk emulator gaming.
Kamu bisa melakukan keyboard mapping serta mendukung penggunaan mouse dan gamepad. Tidak cuma itu, tombol keyboard juga bisa diatur untuk gestures! Nox juga mendukung pengaturan untuk melakukan root virtual device.
Sayangnya, emulator ini memakan banyak memori desktop dan masih menggunakan versi Android lama. Belakangan, ia turut menyematkan iklan sponsor di dalam aplikasi.
Kelebihan:
* Dukungan mapping controllers
* Mudah untuk rooting
* UI bagus
Kekurangan:
* Terdapat iklan sponsor
* Program berat
* Versi Android jadul
Harga: gratis dengan iklan di dalamnya
Emulator ini pertama dirilis pada 2015. Salah satu poin plus dari MEmu adalah dukungannya untuk chip AMD maupun Nvidia.
Kualitas gamingnya setara dengan Nox dan BlueStack. Ia cocok untuk main games semacam Ingress hingga Pokémon Go.
Selain itu MEmu pun memiliki opsi versi Android yang ingin dipakai, mulai dari Jelly Bean, KitKat, hingga Lollipop. Kamu bisa meng-install berbagai aplikasi produktivitas tanpa kendala di sini.
Kelebihan:
* Mendukung AMD dan Nvidia
* Terdapat setting untuk lokasi virtual dan Google Map
Kekurangan:
* Versi Android jadul
* Tidak cocok untuk games berat
Harga: gratis
KO Player adalah emulator android ringan yang menjanjikan pengoperasian games Android minim lag. Alias tidak menguras memori desktop-mu.
Masa sih?
Secara konsumsi, memang KO tergolong ringan. Sayangnya kadang-kadang ia tiba-tiba bisa nge-freeze waktu sedang dipakai. Masih banyak perbaikan yang mesti dilakukan. Namun, ia masih cocok lah buat alternatif emulator.
Kelebihan:
* UI sederhana
* Ringan dan mudah dalam instalasinya
Kekurangan:
* Masih banyak bugs
* Belum optimal dalam penggunaan gaming
Harga: gratis
Genymotion cukup beda nih dibanding yang lain. Emulator sebelum-sebelumnya lebih condong ke arah gaming, tapi yang satu ini menyasar developers.
Ia memungkinkanmu untuk melakukan testing aplikasi yang dibuat. Di dalamnya ada banyak variasi gawai virtual lengkap dengan beragam versi Android-nya.
Enaknya lagi, Genymotion kompatibel dengan Android SDK dan Android Studio serta bisa diakses lewat macOS pun Linux.
Kelebihan:
* Mendukung Android Studio
* Bisa berjalan di macOS dan Linux
* Punya banyak versi Android
Kekurangan:
* Mahal
* Tidak cocok untuk pengguna reguler
Harga: tersedia versi trial dan premium US$136 per tahun
Namanya sempat disinggung beberapa kali, nih. Jadi Android Studio ini adalah sistem yang diluncurkan oleh Google langsung. Ia digunakan untuk pengembangan aplikasi berbasis Android.
Karena itulah, ia dibekali dengan banyak tools dan plugins buat membantu para developers dalam membuat dan mengetes aplikasi yang dibuat.
Android Studio memiliki emulator yang sudah built-in alias bawaan. Namun, secara kelengkapan fitur, emulatornya tidak selengkap milik Genymotion.
Kelebihan:
* Emulator resmi Google
* Update rutin
Kekurangan:
* Pengaturan cukup rumit
* Bukan untuk pengguna reguler
Harga: gratis
Bedanya Remix dari emulator yang lain adalah dia berjalan layaknya sistem operasi mandiri meskipun berbasiskan Android. Kamu harus meng-install-nya di partisi terpisah—biasanya di flash drive—dan melakukan booting sendiri.
Remix sangat cocok untuk kegiatan produktif dan kurang pas buat gaming. Tampilannya sudah dirombak sedemikian rupa hingga mirip sistem operasi desktop pada umumnya.
Kelebihan:
* Tampilan mirip sistem operasi desktop
* Cocok untuk aplikasi produktivitas
Kekurangan:
* Dukungan update telah dihentikan
Harga: gratis
Kalau kamu cocok dengan Remix OS, bisa banget nih ngecek Prime OS juga. Ia juga menggunakan partisi terpisah untuk booting.
Dibanding Remix, performa gaming di Prime terasa lebih baik. Namun, sama dengan Remix, ia paling cocok untuk kamu yang pengin merasakan Android versi desktop. UI-nya enak dipandang mata. Ia bisa dibilang jadi lawan berat BlueStack, deh!
Kelebihan:
* UI bagus
* Mendukung multi-window
* Tampilan desktop
Kekurangan:
* Kualitas gaming memadai tapi bukan terbaik
Harga: gratis
ARChon agak beda dibanding emulator lainnya. Jadi dia berjalan sebagai ekstensi di Google Chrome.
Nah, setelah di-install, kamu nantinya bisa menjalankan aplikasi dan games Android di situ. Karena sifatnya sebagai ekstensi, tentu saja kemampuannya sangatlah terbatas. Dan lagi banyak aplikasi yang kemungkinan tidak kompatibel.
Namun begitu, ARChon tetap layak coba karena dia berjalan di browser Chrome sehingga dapat diakses lintas sistem operasi.
Kelebihan:
* Berjalan di browser sebagai ekstensi
Kekurangan:
* Dukungan aplikasi minim
* Kompatibilitas terbatas
Harga: gratis
Kalau kamu butuh emulator development selain Android Studio, bisa coba Xamarin.
Secara fitur memang keduanya mirip, tetapi Xamarin kompatibel dengan Microsoft Visual Studio. Artinya kamu bakal punya pilihan tools dan plugins alternatif ketika sedang mengembangkan aplikasi yang dibuat.
Xamarin gratis untuk penggunaan personal.
Kelebihan:
* Kompatibel dengan Microsoft Visual Studio
* Punya tools dan plugins alternatif
Kekurangan:
* Tidak cocok untuk pengguna reguler
Harga: gratis
Jadi, Mana Emulator Android Pilihanmu?
Wah, ternyata banyak banget ya rekomendasi emulator Android terbaik yang bisa kamu coba? Sekarang punya alternatif nih biar main game-nya nggak di layar kecil melulu~
Ingat, tidak perlu mencoba semuanya. Sesuaikan dengan kebutuhan, apakah buat gaming, pengembangan aplikasi, atau untuk produktivitas.
Kamu juga bisa mempertimbangkan versi Android yang digunakan, dukungan pembaruan software, hingga performanya secara keseluruhan. Apalagi mayoritas dapat dimanfaatkan secara gratis.
Kamu sendiri pakai emulator Android buat apa sih?