Apa Itu Jensens Alpha Alpha Portofolio Dan Cara Menghitungnya

Pernahkan anda mendengar alpha dalam dunia investasi saham atau reksadana ? alpha dalam dunia saham berhubungan dengan perhitungan Jensen yaitu suatu metode yang ditemukan oleh Michael C. Jensen yang menghitungexcess return (selisih return dengan Risk Free) yang diperoleh sebuah portofolio melebihi hasil yang diharapkan.

Pengukuran inilah yang dikenal sebagai alpha. Rasio Jensen mengukur seberapa banyak tingkat hasil portofolio pada kemampuan manajer investasi untuk mendapatkan hasil di atas rata-rata. Maka alpha sangat berhubungan erat dengan tingkat skill dan kemampuan seorang manager investasi melakukan decision maker.

Untuk melihat peforma dari analisis manager investasi, seorang investor tidak hanya harus melihat imbal hasil dari portofolionya, tetapi juga risiko dari portofolio, apakah imbal hasil cukup untuk melawan risiko yang ada. Sebagai contoh saja jika dalam 2 pilihan portofolio sama – sama memberikan imbal hasil 15% pertahun lantas tidak membuat performa ke 2 portofolio tersebut sama, seorang manager investasi harus memilih portofolio yang lebih rendah risikonya.

Ratio Jensen adalah salah satu cara untuk memperhitungkan hal tersebut, jika perhitungan hasil jensen’s alpha positif berarti manager investasi atau fund manager telah “beat the market” dengan kemampuan dan skill pemilihan sahamnya.

Persyaratan untuk memakai metode ini adalah kita harus memahami Capital Aset Pricing Model (CAPM) yang telah dibahas dipostingan sebelumnya. Berikut perhitungan jensen’s alpha :

R(i) = Imbal hasil porotofolio

R(m) = Imbal hasil market (IHSG)

R(f) = risk-free rate/suku bunga bebas risiko (Obligasi pemerintah dll)

B = Koefisien beta saham terhadap market

Dengan variable diatas maka rumus jensen’s alpha adalah :

Alpha = R(i) – (R(f) + B x (R(m) – R(f)))

atau

Jenson’s alpha = PR − CAPM

PR = portfolio return

CAPM = risk-free rate+β(return of market risk-free rate of return)

Contoh :

Asumsi saja porotofolio saham dengan imbal hasil of 15% tahun lalu, lalu untuk return market indek IHSG adalah 12%. Beta saham adalah 1.2, dan suku bunga bebas risiko 3%. Maka perhitungan alpha adalah :

Alpha = 15% – (3% + 1.2 x (12% – 3%)) = 15% – 13.8% = 1.2%.

Mari kita analisa hasilnya, dengan hasil 1.2% dan beta sebagai representasi volatilitas/risiko juga bernilai sama 1.2 maka portofolio masih mempunyai risiko yang sama dengan pasar dan harus lebih bisa melampaui risiko tersebut. Namun dengan hasil alpha yang positif dari contoh perhitungan menunjukkan bahwa manager investasi dapat dikatakan cukup jika perhitungan imbal hasil portofolio hanya 13%, maka hasil perhitungan alpha hanya -0.8%. dengan hasil negatif yang berarti manager investasi tidak cukup menghasilkan imbal hasil terhadap risiko keseluruhan yang diambilnya.