Ketahui Indikator Saham Dan Jenisnya Belajar Bareng Yuk

Home » Saham » Ketahui Indikator Saham dan Jenisnya, Belajar Bareng Yuk!

Dibaca Normal : 8 Menit

Apakah Anda mau berinvestasi saham? Yuk belajar indikator saham dan jenisnya agar kemampuan investasi Anda makin meningkat.

Belajar Indikator Saham dan Jenisnya
Sekarang ini sudah ada berbagai macam investasi. Ada investasi saham, reksa dana, P2P (Peer to Peer) Lending, obligasi, emas, dan sebagainya.

Salah satu investasi yang ramai dibicarakan adalah investasi saham. Bahkan, investasi saham dikatakan sebagai investasi yang memberikan return tertinggi dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya lho.

Namun, seperti yang diketahui bahwa high risk high return. Hal itu berarti semakin tinggi keuntungan yang diperoleh maka semakin tinggi juga risikonya.

Oleh karena itu, jika Anda memang mau berinvestasi saham dan mendapatkan keuntungan yang maksimal maka ada beberapa hal yang perlu Anda pelajari di saham. Salah satunya adalah belajar indikator saham dan jenisnya.

[Baca Juga: Cara Sederhana Menilai Grafik Saham dari Money Flow Index]

Indikator teknikal adalah salah satu alat utama bagi orang yang mau mendapatkan keuntungan dari trading saham untuk jangka pendek. Dikarenakan ada berbagai jenis indikator, maka seringkali trader pemula mengalami kebingungan dalam memilih indikator saham yang akan digunakan.

Dengan begitu, tak jarang trader pemula yang memilih untuk jual-beli saham secara asal-asalan tanpa menghiraukan apakah posisi harga saat ini sedang menguntungkan atau tidak.

Padahal, ternyata hal tersebut merupakan tindakan yang keliru lho. Untuk meminimalisasi hal tersebut, yuk kita ketahui apa saja indikator-indikator di saham yang dapat gunakan.

Indikator-indikator Saham dan Jenisnya
Berikut indikator-indikator saham dan jenisnya.

#1 Stochastic Oscillator
Indikator Stochastic Oscillator ini diciptakan sekitar tahun 1950an oleh George Lane. Ia adalah seorang trader yang berbasis di Chicago Mercantile Exchange (CME). CME merupakan bursa komoditas utama di Amerika Serikat.

Stochastic Oscillator merupakan indikator analisis teknikal saham yang sifatnya mengukur momentum. Jadi, Stochastic Oscillator adalah indikator momentum dan bukan merupakan indikator trend, ya.

Oleh karena itu, indikator Stochastic dapat dikatakan sangat ampuh untuk digunakan sebagai indikator Swing Trading karena strategi dari Swing Trading adalah buy low, sell high yang artinya beli ketika harga saham rendah dan jual ketika harga saham tinggi.

[Baca Juga: Masih Awam, Gimana Sih Cara Main Saham Untuk Pemula?]

Salah satu kesalahan yang paling sering dilakukan oleh para trader dan investor di Indonesia adalah mereka menggunakan indikator Stochastic Oscillator ini dengan berpatokan pada overbought (jenuh beli) atau oversold (jenuh jual).

Padahal, perlu Anda ketahui bahwa overbought dan oversold itu bukan sinyal Stochastic, sehingga banyak yang sering salah posisi.

#2 Moving Average Convergence-Divergence (MACD)
MACD merupakan indikator analisis teknikal yang diciptakan sekitar tahun 1970an oleh Gerald Appel. Ia adalah seorang trader serta analis yang sudah menulis banyak buku.

Indikator MACD ini pertama kali dibahas secara teperinci di salah satu buku Gerald Appel yang berjudul Technical Analysis, Power Tools for Active Investors. Jika indikator Stochastic mengukur momentum maka indikator MACD adalah indikator yang digunakan untuk mengukur serta mendeteksi trend.

Oleh karena itu, sinyal dimunculkan antara indikator Stochastic dan MACD seringkali berlawanan. Ketika MACD baru muncul sinyal buy, di indikator Stochastic malah sudah muncul sinyal sell dan begitu juga sebaliknya.

[Baca Juga: Mana yang Lebih Menguntungkan: Yuk Nabung Saham VS Yuk Investasi Reksa Dana]

Perlu Anda ketahui bahwa MACD tidak cocok digunakan untuk Swing Trading karena indikator MACD merupakan indikator trend yang lebih cocok digunakan untuk strategi position trading dan trend following.

Kesalahan lain yang juga cukup sering terjadi adalah banyak trader ataupun investor saham yang terlalu berpatokan pada golden–cross dan dead–cross.

Namun, Gerald Appel pun menyarankan agar kita tetap melakukan konfirmasi sinyal karena tidak semua golden–cross adalah buy serta tidak semua dead–cross adalah sell. Hal tersebutlah yang banyak menjebak para trader serta investor saham di Indonesia.

#3 Moving Averages (MA)
Moving Averages dapat dikatakan sebagai salah satu indikator analisis teknikal saham yang tergolong paling tua.

Berdasarkan penelusuran, orang yang (mungkin) pertama kali mempopulerkan penggunaan Moving Averages sebagai indikator analisis teknikal adalah Richard Donchian. Ia juga dikenal dengan julukan the Father of Trend Following.

[Baca Juga: Yuk! Kenalan dengan Investasi]

Di tahun 1961, Richard Donchian mempopulerkan sebuah strategi untuk trading yang menggunakan MA5 dan MA20. Bahkan, strategi ini masih populer hingga sekarang lho.

Selain itu, Richard Donchian juga pernah menyatakan bahwa MA5 dan MA20 itu tidak mutlak. Terdapat kombinasi MA lain yang lebih optimal. Namun, sayangnya tidak ada penjelasan secara jelas yang menyatakan berapa angka MA yang terbaik.

GRATISSS Download!!! Ebook Panduan Sukses Atur Gaji Ala Karyawan

#4 Relative Strength Index (RSI)
RSI merupakan salah satu indikator analisa teknikal terbaik untuk trading saham. Hal ini dikarenakan penilaian mengenai harga bisa dilakukan hanya dengan selayang pandang. Indikator RSI ini berbentuk garis yang naik turun di antara level 0.0 hingga 100.0 di bawah grafik harga.

Pada umumnya, jika harga naik mencapai level 70.0 maka kondisi tersebut sudah overbought sehingga harga kemungkinan akan berbalik turun. Sedangkan jika harga turun menembus 30.0 maka kondisi sudah oversold sehingga harga kemungkinan akan berbalik naik.

[Baca Juga: Tips Memilih Investasi Aman Di Tengah Virus Corona]

Tapi, ada pengecualian khusus ya. Apabila harga saham yang Anda beli terperosok sampai tembus level 30.0 maka Anda harus memeriksa apakah ada perubahan fundamental signifikan atas emiten penerbit saham tersebut.

Apabila kondisi fundamental baik-baik saja maka Anda dapat membeli untuk melakukan average down. Tapi, tidak jarang keterpurukan RSI menandakan besarnya dampak perubahan fundamental sehingga sebaiknya Anda langsung menjual saham tersebut atau memasang target cut loss.

#5 Bollinger Bands (BB)
BB juga merupakan indikator yang mampu mendeteksi jenuh jual dan beli. BB berbentuk tiga garis yang bertumpukan dengan grafik harga. Pada umumnya, grafik harga akan naik turun dalam area yang dibatasi oleh garis-garis BB.

Kondisi overbought terjadi ketika harga sudah mencapai batas atas BB sehingga itu menandakan waktu untuk jual atau take profit, begitu juga sebaliknya.

[Baca Juga: Tips Mudah Investasi Untuk Mahasiswa: Belajar Berinvestasi Dari Sekarang!]

Namun, ada situasi khas BB yang perlu Anda waspada. Jika garis-garis BB menyempit maka itu bisa jadi harga saham akan bergerak kencang ke arah tertentu. Di tahap berikutnya, harga dapat naik atau turun terus sampai batas bawah atau batas atas BB melebar.

Situasi seperti itu dapat memberikan sinyal perubahan trend yang signifikan secara fundamental ataupun blunder teknikal yang sifatnya sementara. Oleh karena itu, sebaiknya gunakan indikator teknikal lain untuk mengonfirmasi langkah berikutnya.

#6 Support/Resistance
Walaupun sebenarnya support/resistance bukan indikator namun support/resistance tetap dimasukkan kedalam penjelasan indikator karena analisis ini merupakan metode yang powerful untuk melakukan analisis teknikal khususnya saham.

Support/resistance dapat dilihat melalui chart saham per saham. Selain itu, kita juga dapat mengonfirmasi support/resistance dengan melihat perubahan bid-offer lewat order book. Oleh karena itu, banyak orang yang merasa bahwa level support/resistance yang ada di chart saham cenderung lebih akurat dan mudah dibaca.

[Baca Juga: Risiko dari Investasi]

Analisa support/resistance ini bisa digunakan untuk Swing Trading serta Trend Following. Dapat dikatakan juga bahwa penggunaan analisis support/resistance dapat diterapkan lebih luas serta universal.

Bahkan, kita boleh menggabung analisis tersebut bersamaan dengan indikator analisis teknikal lainnya.

Mengetahui Indikator Saham Sebelum Berinvestasi
Setelah mengetahui berbagai indikator dan jenisnya maka sekarang Anda sudah semakin mengenal berbagai indikator untuk saham yang dapat Anda aplikasikan. Setiap indikator memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Anda dapat memilih indikator yang paling cocok dengan Anda. Bahkan, Anda juga dapat mengombinasikan berbagai indikator yang ada.

Jadi, indikator apa yang Anda gunakan? Yuk bagikan pengalaman Anda melalui kolom komentar yang tersedia ya. Semoga artikel ini bermanfaat. Terimakasih.

Sumber Referensi:

* Ariesz Pratama Putra. 2020. 5 Indikator Analisis Teknikal yang Paling Akurat untuk Trading dan Investasi Saham. Idxchart.com – /2vTpQQr
* Anna. 1 Maret 2019. Indikator Teknikal Terbaik Untuk Trading Saham. Inbizia.com – /3aRW5y0

Sumber Gambar:

* Indikator Saham 1 – /3d4S4rS
* Indikator Saham 2 – /3d3Xy6s
* Indikator Saham 3 – /38WGvzQ
* Indikator Saham 4 – /2xC1zi1
* Indikator Saham 5 – /33rKUtt
* Indikator Saham 6 – /2QiVkGx

Pastikan Sobat Finansialku Tak Ketinggalan Informasi Terbaru​

Subsribe sekarang untuk dapatkan analisis prediksi pasar mingguan, perencanaan keuangan, serta analisis saham, reksa dana, dan produk investasi lainnya.

keyboard_arrow_leftPrevious

Virtina Thionita, BBA memiliki background pendidikan S1 jurusan Business Administration, konsentrasi Wealth Planning di President University. Memiliki ketertarikan dan pengalaman di bidang investasi, perencanaan keuangan, dan entrepreneurship.