Tips dan Pengalaman Main PUBG Mobile: Cara Naik Rank dan Bertahan Hidup di Zona Akhir

Kalau ada satu game yang bikin saya lupa waktu, itu pasti PUBG Mobile. Pertama kali main, saya bener-bener gak ngerti apa-apa—cuma lari-lari di map gede, terus tiba-tiba boom, eliminasi karena kena tembak dari entah siapa. Tapi setelah sekian banyak “chicken dinners” (dan kekalahan), saya mulai paham ritmenya. Jadi, di sini saya mau sharing beberapa pengalaman pribadi, tips, dan pelajaran berharga yang mungkin bisa membantu kamu, terutama kalau lagi struggle di rank rendah atau sering kalah di late game.

1. Awal Game: Pilih Lokasi Turun dengan Bijak

Awal-awal main, saya tuh sering banget asal loncat. Pokoknya turun di tempat ramai kayak Pochinki, School, atau Bootcamp (kalau main di Sanhok). Hasilnya? Eliminasi dalam waktu kurang dari 5 menit. 😅 Pelajaran besar pertama saya: lokasi turun itu krusial.

Sekarang, saya selalu cek jalur pesawat dulu. Kalau pesawatnya lewat tempat-tempat “hot drop”, saya mending turun agak jauh, kayak di perkampungan kecil yang biasanya sepi. Di sana, kamu bisa looting dengan santai tanpa harus mikir ada orang ngintip dari belakang.

Pro tip: Kalau main squad, koordinasi itu penting banget. Jangan ada yang loncat sendiri-sendiri, karena kalau satu orang mati duluan, gameplay tim bakal berantakan.

2. Looting: Jangan Serakah!

Saya pernah, nih, habis loot segudang barang bagus di Georgopol. Rasanya kayak menang lotre—helm level 3, scope 6x, dan M416 lengkap sama attachments-nya. Tapi gara-gara sibuk nyari barang lagi, saya malah ditembak musuh yang udah ngintai dari jauh.

Intinya? Loot secukupnya. Bawa senjata yang nyaman buat kamu. Saya pribadi suka kombinasi jarak dekat dan jauh: M416 buat mid-range, dan Uzi atau shotgun buat pertempuran jarak dekat. Jangan lupa, selalu bawa cukup medkit, ammo, dan granat. Granat itu underrated, lho—bisa buat buka jalan atau ngeluarin musuh yang sembunyi di balik pohon.

3. Rotasi dan Zona: Jangan Jadi Korban Zona Biru

Kalau zona mulai bergerak, jangan terlalu santai. Saya dulu sering banget terlalu fokus nge-loot sampai lupa waktu, ujung-ujungnya lari dikejar zona biru. Paling ngeselin tuh kalau udah lari jauh, terus ditembakin dari belakang. 😭

Sekarang, saya selalu cek minimap tiap beberapa detik. Kalau zona mulai menyusut, langsung pikirin rotasi. Cari kendaraan kalau jaraknya jauh. Tapi ingat, kendaraan juga bisa jadi jebakan, karena suaranya bakal menarik perhatian musuh.

4. Late Game: Jangan Panik

Late game itu momen paling tegang. Zona udah kecil, dan semua pemain pasti ngintipin setiap gerakan. Saya pernah main squad, tinggal sisa dua tim. Karena panik, saya malah keluar dari cover duluan dan langsung jadi sasaran empuk.

Pelajaran: di zona akhir, patience is key. Selalu gunakan cover—batu, pohon, atau rumput tinggi. Kalau kamu main solo, biarkan musuh lain saling eliminasi dulu. Jangan buru-buru buka tembakan kalau posisinya belum menguntungkan.

5. Belajar dari Kekalahan

Ini klise, tapi beneran: kalah itu bagian dari belajar. Saya gak akan bisa improve kalau gak pernah ngulang-ngulang kesalahan yang sama. Setelah setiap game, coba pikirin: kenapa saya kalah? Apakah karena terlalu agresif? Salah pilih rotasi? Atau kurang koordinasi dengan tim?

Salah satu cara paling efektif buat belajar adalah nonton ulang gameplay (kalau kamu rekam) atau lihat streamer yang jago. Dari situ, kamu bisa pelajari taktik mereka.

6. Tips Tambahan yang Sering Diabaikan

  • Gunakan headphone. Dengarkan langkah kaki atau suara tembakan untuk tahu posisi musuh.
  • Bermain dengan role yang jelas. Kalau main squad, tentukan siapa yang jadi sniper, rusher, atau support.
  • Latihan di mode TDM. Ini bikin aim kamu jauh lebih stabil, terutama kalau suka panik pas tembak-tembakan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *