5 Trouble Umum Dalam Pengoperasian 3D Printer Dan Cara Mengatasinya

Dalam satu dekade terakhir ini, penggunaan teknologi 3d Printer sudah semakin marak di masyarakat. Tak hanya untuk keperluan industri, perangkat ini sudah merambah ke penggunaan skala kecil perorangan. 3D Printer berkembang menjadi sebuah trend baru sehingga banyak orang berbondong-bondong ingin mencoba menggunakan teknologi canggih ini. Sehingga, penyebarannya tak lagi ekslusif untuk pihak tertentu namun sudah mulai marakyat hingga orang awam pun mempelajarinya.

Trouble Pencetakan 3D
Setiap pemilik 3D Printer tentu sudah mempunyai bekal pengetahuan dasar tentang seluk-beluk mesin ini mulai dari cara kerja, jenis-jenisnya, cara pengoperasian, dan lain sebagainya. Namun tetap tak dapat dielakkan bahwa akan ada beberapa error atau masalah karena kesalahan teknis atau kesalahan pengguna. Apalagi bagi pemula yang baru mulai mengoperasikan alat ini biasanya akan mengalami beberapa kendala.

Untuk itu, berikut ini adalah pemaparan beberapa trouble atau masalah yang biasa terjadi dalam pengoperasian 3D Printer dan cara mengatasinya,

1. Cetakan Tidak Bisa Menempel ke Bed
Fondasi utama sebuah objek cetakan 3D ada pada lapisan pertamanya yang melekat kuat pada meja kerja atau bed. Jika lapisan pertama cetakan gagal menempel kuat tentunya akan mempengaruhi keseluruhan cetakan. Masalah ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor berikut:

* Ketinggian bed printer yang salah akan menyebabkan lapisan pertama filamen tidak menempel dengan tepat. Anda bisa mengatur ketinggian bed ini melalui baut dan knop yang ada di body printer. Pastikan semua sisi bed sudah terpasang dengan tinggi yang pas dan tidak miring.
* Feedrate atau kecepatan cetak lapisan pertama yang terlalu tinggi akan membuat filamen kesulitan melekat ke bed dengan sempurna. Hal itu dikarenakan nozzle akan menarik filamen terlalu cepat. Untuk itu, sebaiknya turunkan kecepatan cetak ke titik terendah agar lapisan pertama berhasil menempel kuat.

2. Material Filamen Tidak Bisa Keluar (Clogging)
Masalah filamen yang tidak bisa keluar termasuk masalah umum yang kerap dialami pemula dalam pengoperasian 3D Printer. Ada beberapa kemungkinan faktor penyebabnya, yakni:

* Pemasangan extruder kurang rapat. Kondisi ini mengakibatkan extruder mengalami kebocoran filamen pada awal pencetakan sehingga material filamen tidak bisa keluar dari nossel saat beroperasi. Masalah ini bisa diselesaikan dengan cara memasukkan skirt atau raft ke extruder.
* Posisi nozzle sangat berdekatan dengan bed printer. Jika kedua komponen ini terlalu dekat akan menyebabkan filamen kekurangan ruang sehingga tidak bisa keluar. Cara termudah mengatasinya adalah dengan memakai offset G-Code yang bisa dilihat melalui pengaturan pslicer. Atur jarak antara nozzle dan bed sehingga tercipta ruang yang cukup.

3. Cetakan Berserabut
Kasus hasil cetakan yang tidak mulus karena berserabut biasa disebut dengan istilah stringing. Penyebabnya adalah karena filamen meleleh dan keluar melalui nozzel saat extruder masih bergerak ke arah lain. Cara mengatasinya yaitu dengan melakukan setting umum yang meliputi retraction, travel speed, dan temperature hotend

4. Cetakan Renggang dan Kurang Padat
Kondisi ini disebut dengan under-extrusion, di mana jumlah filamen yang tersalurkan ke nossel kurang dari seharusnya. Hal ini menyebabkan adanya celah antar lapisan sehingga hasil cetakan menjadi renggang. Penyebabnya yaitu kesalahan pada firmware yang gagal memberi perintah ke extruder sehingga harus diatur ulang.

5. Lapisan Filamen Bergeser
Misalignment atau lapisan filamen yang bergeser akan membuat hasil cetakan gagal. Kondisi ini biasanya disebabkan karena motor yang kurang kuat sehingga gagal mengatasi gesekan antara hotend dengan media cetak. Masalah ini bisa diatasi dengan cara menurunkan kecepatan motor, mengecilkan pullet serta mengubah step/mm, mengatur arus masuk, atau menggunakan motor yang lebih besar.