Apa Itu Garis Support Dalam Trading Binary

Home »
Saham »
Mengenal Support dan Resistance Pada Grafik Perdagangan Saham

Dibaca Normal : 14 Menit

Mengenal Support dan Resistance Pada Grafik Perdagangan Saham

Apakah yang dimaksud Support dan Resistance dalam perdagangan saham?

Bagaimana cara menentukannya? Bagaimana cara menggunakannya dalam bertransaksi saham? Finansialku akan membahas mengenai
support
dan
resistance
dalam grafik perdagangan saham.

Support dan Resistance Dalam Trading Saham

Konsep
support
dan
resistance
merupakan dua atribut yang paling banyak dibahas dalam analisis. Istilah ini digunakan untuk merujuk pada tingkat harga tertentu yang mencegah atau menjaga agar harga tidak terdorong ke arah tertentu.

Kebanyakan
trader
berpengalaman dapat menceritakan tentang bagaimana tingkat harga tertentu cenderung untuk mencegah para
trader
mendorong harga ke arah tertentu.

Support

adalah tingkat atau area harga tertentu yang dapat diyakini sebagai titik terendah pada suatu masa, dimana seakan-akan tingkat harga ini menjaga supaya harga tidak jatuh lebih dalam.

Saat menyentuh
support, harga seperti memantul kembali ke atas. Jika
support
ini tertembus (breakdown), maka harga akan turun ke bawah hingga menemukan titik
support
baru.

Sedangkan
Resistance
adalah kebalikan dari
support.

Resistance

adalah tingkat atau area harga tertentu yang diyakini sebagai titik atau area tertinggi pada suatu masa, dimana aksi jual cukup besar sehingga menghambat harga bergerak naik.

Biasanya harga akan turun setelah menyentuh harga
resistance. Jika
resistance
tembus (breakout), harga akan naik hingga
resistance
berikutnya.

[
Mau Coba Main Saham? Kenali Dulu Apa Itu Pasar Modal]

Analogi
Support
dan
Resistance

Di dalam perdagangan di pasar modal, biasanya terjadi pertempuran antara permintaan (demand) dan penawaran (supply).

Hal-hal yang secara psikologis mempengaruhi besarnya permintaan dan penawaran pada harga tertentu inilah yang membentuk
support
atau
resistance
pada tingkat harga tertentu.

[Cara Mengambil Keuntungan (Take Profit) dari Tren Pergerakan Harga dan Siklus di Pasar Saham]

Konsep
support
dan
resistance
ini pun tanpa kita sadari juga sebenarnya kita pakai dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya Anda mengetahui suatu barang (misalnya tiket), dalam sehari-harinya dijual seharga Rp500, dan suatu saat harganya turun hingga Rp 300.

Namun keesokannya harga kembali naik ke Rp500, maka Anda berpikir bahwa Rp 300 adalah harga terbaik yang mungkin Anda bisa beli.

Karenanya batas Rp 300 ini menjadi titik
support
yang menjaga harga tidak turun karena secara psikologis banyak peminatnya.

Support
juga dianggap sebagai lantai karena tingkat harga ini mencegah pasar menggerakkan harga ke bawah.

Begitu pula dengan
resistance, jika Anda mendapati memegang suatu barang (misalnya cabe), harganya naik pada suatu tingkat harga tertentu, namun gagal menembus misalnya Rp600.

Anda sebagai pedagang mengharapkan harganya makin naik, namun ternyata harga tidak bisa lebih naik lagi karena kekuatan pasarnya tidak cukup.

Anda akan berpikir bahwa Rp 600 adalah harga terbaik bagi Anda untuk menjual stok barang Anda. Karenanya batas Rp 600 ini menjadi titik
resistance
yang mencegah harga untuk naik karena secara psikologis banyak yang ingin menjual di harga itu.

Resistance
juga dianggap sebagai langit-langit karena tingkat harga ini mencegah pasar menggerakkan harga ke atas.

[5 Indikator Teknikal Analisis Paling Penting Untuk Trader Pemula!]

Menentukan
Support
&
Resistance

Support
dan
Resistance
adalah salah satu cara
trading
yang relatif mudah dalam penerapannya, meskipun demikian,
support
dan
resistance
adalah salah satu cara terbaik dalam membaca arah pergerakan harga saham.

Pada pembahasan kali ini, akan dijelaskan juga mengenai cara menentukan
Support
dan
Resistance.

Ada beberapa metode yang bisa digunakan dalam menentukan harga
Support
dan
Resistance
untuk perdagangan saham, metode-metode tersebut antara lain:

#1 Menarik Garis Secara Manual

Ada sebuah cara sederhana untuk menentukan
support
dan
resistance, yaitu dengan menerapkan langkah-langkah berikut:

1. Cari
history
pergerakan harga saham pada suatu waktu tertentu.

2. Cari titik tertinggi dan terendah dari pergerakan harga tersebut.
3. Tarik garis horizontal pada titik tertinggi dan terendah tersebut.

[
Mengenal Risiko dan Keuntungan Berinvestasi Saham]

Cara manual ini adalah salah satu cara menentukan
support
dan
resistance
termudah dan berguna untuk menentukan arah harga pada masa yang akan datang.

Support
dan
resistance
tidak melulu harus menggunakan garis mendatar, bisa juga ditarik garis miring yang diagonal membentuk garis
trendline
(upward/downward).

Untuk membentuk garis ini dapat dilakukan dengan cara:

1. Cari 2 atau lebih titik tertinggi dan terendah.
2. Hubungkan 2 titik tertinggi atau terendah tersebut.
3. Perpanjang garis tersebut.

[
Ingin Menjadi Seorang
Trader
Saham yang Sukses? Ini Kuncinya!

]

Dengan menarik garis tersebut, maka corong harga akan terbentuk, garis yang atas berfungsi sebagai
resistance, dan garis yang bawah akan menjadi
support.

#2 Menggunakan Angka Bulat

Salah satu jenis
support
dan
resistance
yang cenderung terlihat adalah di angka bulat. Angka bulat seperti Rp 50, Rp 100, Rp 200, Rp 500, Rp 1.000, dan sebagainya cenderung menjadi penting dalam
level support
dan
resistance
karena mereka sering mewakili titik balik psikologis dimana banyak
trader
akan membuat keputusan beli atau jual.

Pembeli akan sering membeli dalam jumlah besar saham setelah harga mulai jatuh ke angka bulat besar seperti Rp 500, yang membuatnya lebih sulit bagi saham jatuh lebih ke bawah.

Di sisi lain, penjual mulai menjual saham ketika bergerak menuju puncak angka bulat, sehingga sulit untuk bergerak melewati angka ini juga.

Hal ini meningkatkan tekanan membeli dan menjual. Hal inilah yang membuat angka bulat penting dalam penerapan
support
dan
resistance, dan dalam banyak kasus, juga menyangkut poin psikologi pasar juga.

#3 Menggunakan
Moving Average

Kebanyakan
trader
teknikal menggabungkan kekuatan berbagai indikator teknikal, seperti moving average, untuk membantu dalam memprediksi momentum jangka pendek di masa depan.

Moving average
ini pun memiliki untuk mengidentifikasi tingkat
support
dan
resistance, seperti yang dapat Anda lihat dari grafik di bawah ini.

[
Pahami Dulu Moving Average Sebelum Memulai
Trading
Saham

]

Moving average adalah garis yang terus berubah yang menampilkan dan menghitung data pergerakan harga masa lalu.

Garis yang terbentuk pada
moving average
juga dapat dipakai untuk mengidentifikasi
support
dan
resistance.

Perhatikan gambar di atas, harga saham yang mulai jatuh mendekati
moving average
dapat memantul ke atas, seolah ada
support
yang mencegahnya untuk turun.

Namun ketika harga berada di bawah
moving average, garis ini bertindak sebagai
resistance.

#4 Menggunakan
Pivot Point

Pivot
point
adalah salah satu cara untuk menentukan
support
dan
resistance
dengan menggunakan rumus perhitungan tertentu. Rumus perhitungan
pivot
point
dapat melihat
support
dan
resistance
hingga 3 lapis:

1.
Resistance – (R3) = H + 2 x (P – L)

2.
Resistance – (R2) = P + (R1 – S1) atau P + (H – L)

3.
Resistance – (R1) = (P x 2) – L

4.
Pivot Point
– (P) = (H + L + C) / .
Support – (S1) = (P x 2) – H

6.
Support – (S2) = P – (R1 – S1) atau P – (H – L)

7.
Support – (S3) = L – 2 x (H – P)

Keterangan dari rumus tersebut adalah sebagai berikut:

1.
R = Resistance .
S
= Support

3.
P
= Pivot Point

4.
O
= Open (Harga pembukaan hari ini)

5.
H
= High (Harga tertinggi hari sebelumnya)

6.
L
= Low (Harga terendah hari sebelumnya)

7.
C
= Close (Harga penutupan hari sebelumnya)

[
Mengenal Line
Chart, Bar
Chart, dan Candlestick
Chart
Dalam Perdagangan Saham

]

Nilai yang dimasukkan dalam perhitungan
pivot
point
adalah nilai dari harga hari sebelumnya. Misalnya bila ingin menghitung
pivot
besok, maka data harga pada hari ini yang dimasukkan. Bila keesokan harinya:

1. Harga dibuka
di atas P atau R1, maka dapat dikatakan
market
Kemungkinan akan melanjutkan kenaikan bila sedang tren naik. Kemungkinan untuk pembalikan arah bila tren sedang turun.

2. Harga dibuka
di bawah P atau S1, maka dikatakan
market
sedang lemah. Kemungkinan akan melanjutkan penurunan bila sedang trend turun. Kemungkinan untuk pembalikan arah bila tren sedang naik.

3. Harga dibuka
di atas R1 menuju R2 dan seterusnya, dalam keadaan tren naik, maka harga dapat dikatakan dibuka terlalu mahal dan kemungkinan akan mengalami koreksi untuk bisa melanjutkan kenaikan. Dalam tren turun, menjadi tanda awal pembalikan arah. . Harga dibuka
di bawah S1 menuju S2 dan seterusnya, dalam keadaan tren turun, maka harga dapat dikatakan dibuka terlalu murah dan kemungkinan akan mengalami kenaikan sebelum melanjutkan penurunan. Dalam tren naik, menjadi tanda awal pembalikan arah.

#5 Menggunakan
Fibonacci Retracements

Garis Fibonacci adalah garis yang dibentuk dengan mengikuti aturan Fibonacci. Garis yang dibentuk dari Fibonacci membentuk titik
support
dan
resistance
harga saham. Cara menarik Fibonacci yaitu:

1. Tentukan titik tertinggi dan titik terendah pada suatu periode.
2. Hubungkan antara titik tertinggi dan terendah.
3. Tentukan jarak antara kedua titik tersebut dan hitung posisi 0%, 23,6%, 38,2%, 50%, 61,8%, 78,6%, dan 100%-nya.

[
Mengenal Indikator MACD (Moving Average Convergence Divergence) Dalam
Trading
Saham

]

Dalam penarikan titik tertinggi ke titik terendah, didapatlah garis-garis yang didapat dapat berfungsi sebagai
support
dan
resistance, dan dengan Fibonacci, maka kita dapat melihat peluang kenaikan dan penurunan harga pada masa yang akan datang.

Bila garis Fibonacci berada di bawah harga, maka berfungsi sebagai
support, dan bila ada di atas harga, maka berfungsi sebagai
resistance.

#6 Menggunakan
Gap/Celah Harga

Untuk menentukan area
support
dan
resistance, juga bisa dengan menggunakan
gap
pada grafik
candlestick
yang pernah terjadi.
Gap
sendiri merupakan posisi harga yang melompat sehingga terjadi sebuah celah antara harga penutupan sebelumnya dengan harga pembukaan hari setelahnya.

[
Darimana Asalnya
Candlestick
dan Mengapa
Trader
Saham Harus Tahu
Candlestick?

]

Gap
akan menjadi sebuah tanda yang menentukan sebuah pergerakan harga akan menjadi kenaikan atau penurunan yang berkelanjutan, atau pembalikan dari tren sebelumnya.

Oleh karena itu,
gap

juga digolongkan sebagai indikator
support
dan
resistance.

Sebuah
gap
biasanya akan ditutup oleh
candlestick
berikutnya, dan area
gap
akan berfungsi sebagai area
support
atau
resistance.

[Ketahui Indikator Saham dan Jenisnya, Belajar Bareng Yuk!]

#7 Menggunakan
Bid & Offer Volume

Support
dan
resistance
juga dapat dilihat pada jumlah
bid
dan
offer
pada papan harga harian. Ada 2 sisi yang menggerakkan harga saham, yaitu

Bid

dan

Offer

.

Bid
berisi harga saham yang diminta oleh pembeli dan
Bid
Volume adalah jumlah lot saham yang diminta pada harga tertentu.

Sementara
Offer
adalah harga saham yang ditawar oleh penjual dan
Offer
Volume adalah jumlah lot saham yang ditawar pada harga tertentu.

[
Bagi Investor Saham Pemula, Jangan Salah Memilih
Broker
Saham

]

Pada gambar di atas dapat kita lihat tampilan harga beserta banyaknya permintaan dan penawaran yang dipesan oleh para anggota bursa. Pada menu tersebut, ada beberapa keterangan

1. Bid : Permintaan harga yang dipesan oleh pembeli. . Bid
Volume : Jumlah permintaan dalam satuan lot pada harga tertentu oleh pihak pembeli. . Offer : Penawaran harga yang dipesan oleh penjual. . Offer
Volume : Jumlah penawaran dalam satuan lot pada harga tertentu oleh pihak penjual. . Open : Harga pembukaan pada hari perdagangan terakhir. . Low : Harga terendah pada hari perdagangan terakhir. . High : Harga tertinggi pada hari perdagangan terakhir.

Pada gambar di atas terlihat tiap harga yang ada, jumlah lot yang dipasang dalam permintaan dan penawaran tidaklah sama banyak.

Terlihat pada harga Rp 1.165 memiliki jumlah
bid
yang signifikan, sehingga dapat diasumsikan bahwa harga tersebut adalah titik
support.

Selain itu terlihat pada gambar, pada harga Rp 1.200 terdapat jumlah
offer
yang signifikan, sehingga dapat diasumsikan bahwa harga tersebut adalah titik
resistance.

Menggunakan
Support & Resistance

Support
dan
resistance
merupakan indikator penting dalam
trading
saham, terutama untuk menentukan titik
take profit
dan
stop-loss.

Selain itu
support
dan
resistance
juga bisa untuk menentukan kapan membeli.
Support
dan
resistance
merupakan level psikologis para pelaku pasar dalam mengambil keputusan untuk membeli atau menjual instrumen investasi mereka.

#1 Menentukan Titik Harga Beli

Seringkali dalam aktivitas
trading,
support
dan
resistance
sangat menentukan pengambilan keputusan.

Support
dan
resistance
yang dipadu dengan analisis teknikal dapat membantu kita menentukan harga beli dan jual. Ada 2 kondisi di mana Anda bisa membeli suatu saham bila Anda mengikuti teori
Support
dan
Resistance, yaitu:

Beli bila harga memantul dari
Support
(Buy on Support)

Bila harga memantul dari titik
support, maka ada kemungkinan harga saham akan melanjutkan tren kenaikannya.

[
Jangan Asal Beli Saham IPO! Pahami Apa Itu IPO dan Bagaimana Menilai Sahamnya]

Beli bila harga menembus
Resistance
(Buy on Breakout)

Bila harga saham menembus batas
resistance, maka menandakan adanya tren kenaikan yang sangat kuat.

[
SOS! Langkah-langkah yang Perlu Dilakukan Bila Nyangkut Saat Berinvestasi Saham]

#2 Menentukan Titik Harga Jual

Selain menentukan waktu untuk beli,
support
dan
resistance
juga berfungsi untuk menentukan waktu untuk menjual saham. Ada 2 kondisi pula di mana Anda bisa menjual saham Anda, yaitu:

Jual bila harga memantul dari
Resistance
(Sell on Resistance)

Bila harga terlempar dari
resistance, maka ada kemungkinan harga saham akan cenderung menurun. Aksi jual pada waktu ini disebut
Take-Profit.

[
Sistem
Auto
Rejection
dalam Perdagangan Saham di Indonesia

]

Jual bila harga menembus
Support
(Sell on Breakdown)

Bila harga saham menembus
support, maka menandakan adanya tren penurunan yang sangat kuat. Aksi jual ada waktu ini disebut
Cut-Loss.

[
Investasi Saham itu Apa? Apa Keuntungannya? Bagaimana Hasil Investasinya?]

Perlu diperhatikan bahwa level
support
dan
resistance
ini tidaklah kaku, dalam arti, misalnya
level support
harus ada di Angka A misanya.

Jika kita beranggapan bahwa angka ini selalu tetap, maka kita akan sering terkecoh. Angka area
support
dan
resistance
mungkin dapat bergeser sedikit dari yang digariskan, namun bukan berarti tidak ada
support
atau
resistance.

Banyak Metode dalam Menentukan
Support
dan
Resistance

Ada banyak metode yang bisa dipakai untuk menentukan
support
dan
resistance, namun lebih baik bagi Anda yang merupakan pemula dalam berinvestasi atau
trading
saham, untuk fokus pada metode menarik garis
support
dan
resistance
secara manual (horizontal,
upward,
downward) terlebih dahulu, sebelum mempelajari metode lainnya.

Untuk lebih jelasnya, Finansialku sudah merangkum mengenai alasan wajib anda harus memulai investasi saham. Anda bisa mengambil beberapa tips langsung dari video berikut ini:

Apakah Anda pernah melakukan trading saham, forex maupun komoditas? Seberapa besar pengaruh Support dan Resistance dalam menentukan keputusan dalam aktivitas trading Anda?

Berikan jawaban dan pendapat Anda pada kolom yang tersedia di bawah ini, terima kasih.

Sumber Referensi:

* Wijaya, Ryan Filbert. 2014.Investasi Saham Ala Swing Trader Dunia. Jakarta: Kompas Gramedia
* Wira, Desmond. 2010.Analisis Teknikal Untuk Profit Maksimal. Jakarta: Exceed Books
* Murphy, Casey. 2008.
Support And Resistance Basics. Investopedia.com

Sumber Gambar:

* Chart – /QmbHxf
* Demand Supply 1 – /2UtfQg
* Demand Supply 2 – /XDHH6n
* Pivot Point – /XPfosh
* Fibonacci Retracement – /TwuVfP
* Aplikasi HOTS Mirae Asset

keyboard_arrow_leftPrevious