Apa Itu Market Challenger

Membahas mengenai strategi pemasaran yang tepat, maka tidak bisa dilepaskan dari strategi market challenger. Apabila Anda menjadi pemain baru dalam ranah bisnis tertentu yang sudah mempunyai market leader pendahulu, maka dibutuhkan rencana strategis dan efektif untuk mengungguli market leader. Nah, disinilah peran penting dari strategi market challenger. Mulai dari menerapkan strategi pemasaran produk yang tepat, bagaimana cara komunikasi nonverbal maupun verbal dengan para pelanggan, sampai dengan memiliki diferensiasi supaya bisa memenangkan persaingan pasar.

Secara umum, market challenger adalah sebuah perusahaan yang mencoba untuk memperluas pangsa pasar secara agresif untuk membanjiri pasar dengan produk-produk yang harganya lebih kompetitif ketimbang dengan market leader. Dapat dibilang, market challenger merupakan perusahaan yang pada umumnya berada di posisi kedua atau ketiga, setelah market leader. Tujuan dari strategi market challenger yaitu berusaha untuk merebut pasar dan menggeser posisi kepemimpinan dalam industri. Contoh misalnya, dengan memperkenalkan varian produk baru, meningkatkan mutu layanan dan kualitas, maupun menerapkan harga yang jauh lebih bersahabat.
Tentu saja, market challenger yang ada di posisi kedua dan ketiga, ingin segera naik ke puncak kepemimpinan pasar. Maka dari itu, perlu diluncurkan strategi market challenger. Bukan hal yang mustahil, sebuah perusahaan yang ada di posisi kedua, ketiga, atau keempat, akan berubah menjadi market leader pada saat sudah menguasai pangsa pasar.

Bagaimana penantang pasar menyerang pemimpin pasar

Penantang mempunyai sejumlah strategi alternatif yang berbeda untuk diadopsi. Mereka mungkin saja meluncurkan serangan secara langsung terhadap pemimpin pasar. Atau bahkan, mereka mengambil alih pemain lain dengan pangsa pasar yang lebih kecil, membangun pangsa pasar, serta kemudian akan menyerang pemimpin pasar. Agar berhasil, penantang harus mempunyai keunggulan yang berkelanjutan. Hal tersebut bisa dilakukan dengan melalui struktur biaya rendah atau diferensiasi produk. Pada saat yang sama, penantang setidaknya harus sebaik pemimpin pasar. Dengan kata lain, mereka mempunyai kapasitas yang cukup untuk menyerang, baik dari segi kapabilitas maupun sumber daya. Dan, apabila mereka melakukannya dengan lebih baik, ada kemungkinan mereka bisa menggantikan posisi pemimpin pasar.

Contoh Market Challenger

Salah satu market challenger yang terkenal yaitu Facebook. Kami sudah menceritakan perjalanannya di atas. Nah, selain itu, masih ada beberapa bisnis penantang-penantang lain yang ada di pasar. Ini dia cerita mereka.

1. Disney+ Hotstar
Berbicara soal platform streaming hiburan, rakyat Indonesia tentu saja punya beberapa pilihan. Kira-kira, siapa yang akan memimpin pasar ini di Tanah Air? Jawabannya adalah Disney+ Hotstar. Mengutip dari Hollywood Reporter, layanan streaming tersebut berhasil menyalip Viu, Vidio, hingga Netflix. Padahal, ia datang belakangan. Disney+ Hotstar baru muncul di Indonesia pada tahun 2020 silam. Kira-kira, mengapa penantang yang satu ini sangat cepat menjadi seorang pemimpin? Penyesuaian dengan pasar merupakan jawabannya.

Seperti yang diberitakan oleh Variety, layanan tersebut didesain dengan memikirkan audiens. Penyesuaian tidak hanya terjadi di konten, akan tetapi juga sistem pembayaran. Ada banyak sekali pilihan film lokal di Disney+ Hotstar. Tayangan-tayangan tersebut dapat menjadi magnet bagi calon pelanggan mereka. Nah, untuk pilihan pembayaran, mereka bekerja sama dengan sebuah layanan telekomunikasi Telkomsel. Ingat, Indonesia bukanlah negara yang punya banyak pengguna kartu kredit. Dengan menghadirkan pilihan pembayaran yang beda, layanan ini tentu saja banyak dilirik.

2. Airbus
Disney+ Hotstar merupakan salah satu market challenger yang sukses. Airbus sangat cepat berhasil menjadi market leader. Di sisi lain, perusahaan pesawat Airbus butuh lebih dari 40 tahun untuk memegang predikat sebagai pemimpin pasar. Saingan berat perusahaan asal Eropa ini yaitu Boeing. Boeing sendiri sudah “terbang” sejak tahun 1916 silam. Setelah memonopoli pasar selama 54 tahun, Airbus datang untuk menjadi saingan Boeing.

Memang, ada sebuah perusahaan manufaktur pesawat lain seperti Fokker. Meski demikian, dalam durasi yang sangat lama, hanya Airbus dan Boeing-lah yang punya market share terbanyak. Airbus sendiri memiliki kontribusi yang besar di dunia penerbangan komersial. Mengutip dari Business Insider, salah satunya merupakan inovasi kokpit (ruang kemudi pesawat) digital. Mereka juga banyak mendesain pesawat baru demi mengalahkan Boeing. Ada A380, merupakan pesawat komersial dengan kapasitas penumpang terbanyak di dunia, yang didesain untuk mengalahkan Boeing 747.

Sayangnya, gebrakan ini tidak menjadikan Airbus menjadi pemimpin pasar. Keberhasilan baru muncul pada tahun 2014 lalu. Saat itu, Airbus menjual seri pesawat A320neo. Pesawat tersebut diklaim lebih ramah lingkungan dan hemat bahan bakar. Ternyata, seri upgrade dari A320 ini sukses. Perlahan tapi pasti, ia berhasil menggeser penjualan pesawat produksi Boeing. Forbes memperkirakan, per 2019 lalu, pangsa pasar Airbus sudah mencapai 62,5%. Hal tersebut berarti, ia berhasil menjadi market leader. Sebab, lebih dari separuh market share sudah dikuasainya.

Strategi Market Challenger

Nah, jika ingin jadi penantang pasar, anda tentu saja butuh trik jitu agar sukses. Kira-kira, apa sajakah trik-trik itu?
Mengutip dari Marketing9, kumpulan strategi market challenger itu adalah:
frontal, langsung membuat suatu produk yang sama persis dengan leader
flank, membuat produk yang dapat mengisi kekurangan produk leader
encirclement, membuat produk yang sama namun dapat mengisi kekurangan leader (contoh misalnya e-commerce menyediakan gratis ongkos kirim, challenger-nya menyediakan gratis ongkos kirim lebih besar) dan lain-lain

Sedangkan menurut Hoc Marketing, setidaknya ada 5 strategi utama yang bisa dilakukan oleh market challenger. Strategi tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Full frontal attack
Strategi marketing yang satu ini dilakukan dengan cara menyerang kekuatan kompetitor, bukan kelemahannya. Pada umumnya, market challenger benar-benar akan menyamakan harga, iklan, produk, sampai dengan strategi distribusinya. Dalam persaingan ini, brand yang paling kuat dengan daya tahan terbaiklah yang akan bertahan, karena biasanya full frontal attack dapat menyebabkan perang harga di pasaran.

2. Indirect attack
Pendatang baru pada umumnya menghindari strategi full frontal attack karena market leader pasti akan menyerang mereka balik dengan menggunakan price war dan sumber daya lainnya. Maka dari itu, indirect attack ini dapat menjadi solusi di mana market challenger bisa menyerang kelemahan kompetitor maupun menawarkan solusi yang belum dicoba kompetitor mereka sebelumnya. Market leader biasanya lebih memilih untuk mengabaikan strategi ini atau bahkan cenderung perlu waktu lebih lama untuk melakukan serangan balik.

3. Encirclement attack
Strategi yang satu ini merupakan sebuah kombinasi antara full frontal attack dan indirect attack, di mana market challenger akan menyerang kekuatan kompetitor sekaligus mengeksploitasi kelemahannya. Pada awalnya, bisa saja mereka menargetkan kelemahan market leader sebelum berhasil mendominasi segmen lainnya. Strategi tersebut dinilai lebih berorientasi jangka panjang untuk perusahaan.

4. Bypass attack
Market challenger dapat memutuskan untuk melewati market leader serta memilih untuk menyerang target market yang lebih mudah untuk didominasi di industri tersebut. Apabila pemimpin pasar memang sulit untuk dikalahkan, penantang pasar perlu untuk menemukan cara lain agar tetap bisa bersaing di market. Contoh misalnya dengan membuat produk baru atau melakukan ekspansi ke daerah lain dengan produk yang sudah ada.

5. Guerilla warfare
Guerilla warfare merupakan strategi market challenger untuk pertumbuhan yang lebih stabil, dengan biaya yang tetap minimum. Penantang dengan strategi tersebut biasanya lebih mengutamakan small victories atau kemenangan-kemenangan kecil yang nantinya perlahan akan tumbuh semakin besar. Biasanya, strategi tersebut dipilih oleh perusahaan kecil yang memulai kesuksesannya di market lokal. Akan tetapi, pertumbuhan yang stabil ini pada akhirnya dapat membantu mereka meningkatkan market share.