Apa Itu Universal Basic Income

Saat ini, penghasilan dasar universal atau yang dikenal juga dengan Universal Basic Income (UBI) sedang marak diperbincangkan. Perlu diketahui, UBI merupakan gagasan yang telah lama meresap di berbagai belahan dunia. Namun, kembali ramai ketika Andrew Yang—kandidat calon Presiden AS dari Partai Demokrat menawarkan program kampanye yang disebut The Freedom Dividend.

Gagasan dasar dari program ini sangat sederhana. Pemerintah hanya perlu memberikan sejumlah uang secara cuma-cuma kepada setiap warga negara, terlepas dari berapapun jumlah pendapatan mereka.

Sebagian orang yang setuju dengan metode ini menganggap bahwa UBI bisa mengurangi angka kemiskinan dan membantu memulihkan perekonomian. Mereka menganggap bahwa UBI bisa mengurangi angka kemiskinan dan membantu menciptakan ekonomi.

Namun tak sedikit pula yang menganggap UBI sebagai pukulan telak untuk melumpuhkan ekonomi dan menciptakan para pemalas yang tak mampu menghidupi dirinya sendiri.

Apa itu Universal Basic Income (UBI)?

Pendapatan dasar universal (UBI) merupakan uang yang diberikan oleh pemerintah secara langsung dan tanpa syarat kepada warganya. Tujuan diberikannya uang ini untuk memenuhi kebutuhan dasar setidaknya di atas garis kemiskinan.

Implementasi UBI ini sedang direncanakan di berbagai negara, khususnya negara-negara maju yang merupakan negara kesejahteraan (welfare) seperti, Finlandia, Swedia, dan Norwegia. UBI juga dijadikan solusi atas tidak berjalannya kebijakan-kebijakan welfare yang seharusnya mampu mengentaskan kemiskinan penduduknya.

Merujuk pada teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, siapapun tidak bisa melakukan aktualisasi diri jika kebutuhan dasar belum terpenuhi dengan baik. Tak mungkin orang memikirkan rencana masa depan jika untuk hari ini saja mereka tak tahu bisa makan atau tidak.

Nah, kehadiran UBI memberi solusi atas permasalahan tersebut. UBI jadi program utama untuk menutupi kebutuhan dasar individu sehingga individu tersebut mampu menaikkan kebutuhannya dan mengaktualisasi diri.

Pro dan kontra di balik Universal Basic Income (UBI)

Meski terkesan menguntungkan, nyatanya tak sedikit orang yang menuduh ide UBI sebagai ide sosialisme, bahkan komunisme. UBI dianggap akan membuat masyarakat menjadi malas dan dinilai sangat merugikan jika sumbernya diambil dari kenaikan tarif pajak para miliarder.

Padahal, jika ditelisik lebih dalam lagi, ide UBI sebenarnya bersumber dari pemikiran liberalisme klasik. UBI merupakan kapitalisme yang mana tiap individunya tidak memulai dari angka nol. Mereka melakukan transfer harga dari si kaya kepada si miskin dengan tetap mematuhi kaidah pasar bebas. Semakin banyak orang memiliki uang, maka dipastikan semakin banyak pula uang yang digunakan.

UBI sebenarnya bukanlah suatu ide baru. Di tahun 1960-an, pendapatan dasar juga pernah jadi isu utama gerakan hak-hak sipil dan perang melawan kemiskinan. Ada pula pendapat yang menyatakan bahwa solusi mengentaskan kemiskinan adalah menghapus secara langsung melalui pendapatan yang terjamin.

Kekhawatiran tentang UBI akan membuat orang jadi malas dan menggunakan uang yang diberikan untuk foya-foya juga terbukti tidak berdasar. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Bank Dunia pada tahun 2013 lalu, justru menunjukkan hal sebaliknya.

Penelitian ini dilakukan di beberapa negara berkembang di Asia, Afrika, dan juga Amerika Latin. Bank Dunia berupaya melihat kemungkinan apa yang akan dilakukan oleh seseorang jika mendapat transfer uang dalam jumlah tertentu.

Hasil dari penelitian tersebut cukup mencengangkan, yaitu tidak ada peningkatan penggunakan uang untuk tembakau maupun alkohol. Sebagian besar dari mereka justru menggunakannya untuk membeli makanan dan mencukupi kebutuhan keluarga.

Secara tidak langsung, stereotip bahwa orang miskin adalah perokok aktif dan pecandu alkohol juga terbantahkan melalui penelitian ini. Justru sebaliknya, semakin kaya seseorang, maka semakin tinggi pula konsumsi mereka pada rokok dan alkohol. Tak heran jika pada akhirnya UBI dinilai sukses dan memang benar-benar mampu mengentaskan kemiskinan.

Bagaimana bentuk implementasi UBI di Indonesia?

Berdasarkan laporan Fiscal Monitor IMF, selain kebijakan pajak pada pendidikan dan kesehatan, sejak 2017 lalu pemerintah Indonesia juga sudah memberikan fokus utama pada UBI. Menteri Keuangan Indonesia sendiri, Sri Mulyani saat itu sudah menunjukkan dukungan besar soal UBI. Dia bahkan menganggap UBI sebagai solusi paling tepat untuk pengentasan kemiskinan secara global.

Pemberian uang secara cuma-cuma yang menjadi konsep UBI dari pemerintah kepada warganya ini tentu saja mengingatkan kita pada program BLT (Bantuan Langsung Tunai). Saat itu, program dari pemerintah ini merupakan wujud respons dari kenaikan harga BBM. Tak sedikit orang yang menganggap program ini sukses dan tepat sasaran.

Selain itu, UBI hadir sebagai skema jaminan sosial baru yang belum pernah dicoba sebelumnya. Karena sifatnya yang universal atau semua orang mendapatkannya, maka stigma yang tertanam dalam UBI itu sendiri tak akan ada.

Pasalnya, dari yang kaya sampai yang miskin pun semua orang mendapatkannya. Maka dari itulah, resistensi dan juga stigma masyarakat terhadap program atau kebijakan tersebut tak akan besar seperti sistem atau skema jaminan sosial yang ada saat ini.

Perumusan yang tepat dari besaran UBI ini pastinya dibutuhkan oleh pemerintah selaku pemberi dana dengan memperhatikan khususnya kondisi perekonomian negara. Pada dasarnya, UBI bukanlah merupakan sebuah pemberian dana untuk masyarakat agar mendapat insentif karena tidak bekerja, melainkan lebih bersifat sebagai pengaman atau safety net bagi masyarakat pada umumnya.

Oleh sebab itu, besaran UBI sendiri bersifat memenuhi kebutuhan dasar seperti kebutuhan makan atau bahkan sewa tempat tidur. Sangat tidak mungkin jika masyarakat menggunakannya untuk berfoya-foya jika mereka hanya mengandalkan penghasilan dana tersebut sehingga meskipun dananya tersedia, masyarakat tetap harus bekerja.

UBI ini juga bisa dijadikan suatu stimulus bagi masyarakat untuk mencoba berwirausaha atau berbisnis. Dengan adanya pendapatan tetap tersebut, masyarakat seharusnya tak perlu takut lagi untuk mencoba peruntungannya dalam berwirausaha. Kalau pun nantinya mereka menemui kegagalan, mereka masih memiliki dana pengaman, yaitu UBI tersebut.

Bisa dipastikan, jumlah konsumsi pun akan meningkat secara signifikan. Di mana masyarakat saat ini memiliki penghasilan lebih untuk berbelanja aneka kebutuhan hidupnya, baik yang primer maupun tersier.

Hal ini pun dinilai mampu memacu pertumbuhan ekonomi secara positif, khususnya di bidang wirausaha dan para perusahaan penyedia barang dan jasa bagi para konsumer. Tentunya, ini semua sejalan dengan keinginan pemerintah untuk meningkatkan jumlah wirausaha sekaligus pertumbuhan ekonomi negara.

Tak bisa dipungkiri, Universal Basic Income ini adalah suatu kebijakan alternatif yang bisa diambil oleh pemerintah untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang memang hingga kini tidak bisa teratasi dengan baik. Pastinya, dengan menerapkan konsep UBI seperti ini diperlukan suatu skema dalam sistem pajak dan regulasi untuk bisa mengakomodasi adanya pendapatan dasar universal ini. Dengan demikian, permasalahan yang muncul seperti inflasi, misalnya, dapat diatasi dengan baik.

Kelebihan dan kekurangan UBI secara garis besar

Beberapa kelebihan lain dari UBI jika dibandingkan dengan kebijakan welfare lainnya adalah mendorong masyarakat mencari pekerjaan yang lebih baik. Penelitian Bank Dunia seperti yang sudah kita singgung di atas, meluruskan kekhawatiran UBI akan menjadikan seseorang jadi malas bekerja. Ketika seseorang diberi bantuan dana secara cuma-cuma, maka ia tak perlu lagi memikirkan kebutuhan dasar sehingga ia bisa lebih fokus mencari pekerjaan yang lebih baik dan layak.

Meskipun pada akhirnya ia tidak berganti pekerjaan, tapi pekerjaan lama yang digelutinya akan memberikan standar dan kualitas yang lebih baik dari sebelumnya. Inilah yang kemudian bisa dikatakan sebagai memanusiakan manusia.

Selanjutnya, UBI mampu mendorong masyarakat untuk melanjutkan pendidikan. Setelah pemenuhan kebutuhan dasar, dana UBI bisa dimanfaatkan untuk melanjutkan pendidikan yang sempat terkendala biaya. Tentu saja, pendidikan yang lebih tinggi memberikan opsi lebih besar juga kepada aktualisasi diri individu tersebut.

Dan kelebihan yang terakhir dari UBI adalah bisa dijadikan insentif dalam memulai wirausaha. Kebijakan pemerintah saat ini untuk menstimulasi usaha-usaha kecil dan menengah bisa terbantu dengan kehadiran UBI. Sebab, bantuan berupa pinjaman sejumlah modal yang selama ini dilakukan nyatanya hanya memberikan batasan kepada seseorang untuk berwirausaha.

Pada intinya, istilah takut rugi tak akan lagi ada dalam kamus hidup kita jika setiap bulan penghasilan dasar setiap orang telah terjamin dengan baik. Kita pun bisa bebas menjelajah dunia usaha yang selama ini diimipikan, tak hanya terbatas pada modal yang memberatkan.

Meski UBI adalah bagian dari kebijakan welfare, UBI ternyata dianggap memiliki beberapa kekurangan. Sebut saja kebijakan pelatihan kerja. Seseorang dipaksa memilih program pelatihan yang terbatas dan sudah ditentukan oleh pemerintah. Setelah itu, ia akan menghadapi dua kondisi pasti, yaitu mencari kerja atau ditempatkan pada suatu posisi pekerjaan.

Bagi siapapun yang kebutuhan dasarnya belum terpenuhi dengan baik, kualitas pekerjaan atau besaran gaji yang diterima tak lagi jadi pertimbangan. Dampak buruk yang dihadapi adalah ia tidak akan bisa menikmati pekerjaan tersebut sehingga memengaruhi kualitas kerja yang bisa jadi tidak produktif.

Perusahaan konsultasi manajemen kinerja asal Amerika Serikat, Gallup, pernah melakukan riset di tahun 2017 mengenai perubahan dalam dunia kerja. Penelitian itu berjudul State of The American Workplace yang menyebutkan, hanya ada 33 persen saja pegawai yang bahagia di tempat kerjanya. Sementara 51 persen lainnya hanya badannya saja yang datang ke tempat kerja dan 16 persen sisanya merasa benar-benar tersiksa.

Oleh sebab itu, pemerintah diharapkan jangan hanya fokus untuk menurunkan angka pengangguran dari segi statistik saja. Tujuan paling utama yang harus diperhatikan adalah memanusiakan manusia. Kita tidak bisa menyediakan pekerjaan bagi seseorang tanpa memperhatikan kebahagiaan dan kesejahteraan mereka.

Jika dilihat lagi, kebanyakan kebijakan welfare lain di dunia memberikan bantuan kepada individu yang dianggap membutuhkan saja. Padahal, seharusnya digunakan ambang batas kemiskinan untuk memperoleh data siapa saja yang berhak menerima uang tersebut.

Belum lagi soal korupsi dan rendahnya transparansi dalam menentukan status kemiskinan seseorang. Negara-negara di dunia dengan tingkat korupsi tinggi, seperti Indonesia sangat rawan terhadap penyelewengan atas kebijakan kesejahteraan yang dibuat.

Asal dan besaran dana UBI yang sesuai untuk Indonesia

Lantas, dengan berbagai kelebihan dan kekurangan tersebut, berapa sih kira-kira besaran dana UBI yang sesuai untuk Indonesia? Dan dari manakah asal anggaran tersebut?

Bareksa Portal Investasi pernah melakukan suatu analisis di tahun 2017 yang secara nyata memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Jika dilihat dari analisisnya, besaran UBI yang bisa diberikan kepada setiap individu adalah sebesar Rp 2.010.000. Nominal ini hanya berada sedikit di atas garis kemiskinan.

Jika UBI benar-benar diterapkan, maka pemerintah Indonesia harus menganggarkan sekitar Rp 55,82 triliun setiap bulan atau Rp 669,84 triliun setiap tahunnya. Jumlah ini mencapai hampir sepertiga pengeluaran negara dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP).

Memang terlihat sangat berat sehingga permasalahan penyediaan dana ini jadi halangan utama dalam implementasi UBI di berbagai negara. Cara paling mudah tentu saja menaikkan pajak bagi korporasi-korporasi berlaba triliunan. Sementara cara lain yang bisa digunakan adalah pemotongan anggaran-anggaran yang tidak produktif untuk dialihkan masuk ke dalam UBI.

Meski demikian, UBI merupakan masa depan. Beberapa negara mungkin lebih memilih jalur yang berbeda untuk mencapainya. Apalagi dengan masuknya revolusi industri 4.0 beserta otomatisasinya. Namun perlu diingat, kompensasi UBI adalah suatu hal yang niscaya sebagai bagian dari upaya memanusiakan manusia di seluruh pelosok negeri.

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang apa itu universal basic income, semoga bermanfaat bagi Anda semua.