Apakah Yang Dimaksud Gerakan Sindet Dan Mendak Dalam Tari Gambyong

TRIBUNNEWSWIKI.COM
– Tari Gambyong merupakan tarian Jawa yang berasal dari Kota Surakarta.

Tari Gambyong merupakan hasil dari perkembangan Tari Tayub.

Biasanya Tari Gambyong ditampilkan untuk penyambutan tamu.

Pada awalnya Tari Gambyong dilakukan oleh penari tunggal, namun saat ini sudah dilakukan oleh beberapa orang.

Contoh penari tari Gambyong. (sahabatnesia.com)

Nama Gambyong diambil dari nama penari terkenal pada masa itu yaitu Sri Gambyong. (1)

Sri Gambyong memiliki keluwesan dalam menari dan memiliki suara yang merdu.

Pada kala itu Sri Gambyong membawakan tarian Tayub yang disaksikan oleh Raja Pakubuwono IV di lingkungan keraton Surakarta.

Sejak saat itu tari Tayub yang dibawakan Sri Gambyong diberi nama sebagai Tari Gambyong.

Dahulu, Tari Gambyong merupakan tarian rakyat yang digunakan untuk acara ritual sebelum bercocok tanam. (2)

Seiring perkembangan zaman, Tari Gambyong mulai ditampilkan di kalangan masyarakat luas dan menjadi tarian tradisional di Jawa Tengah.

Pada tahun 1950, Nyi Bei Mintotaras, seorang instruktur tari dari Keraton Mangkunegara pada zaman Mangkunegara VIII mulai menciptakan varian gambyong. (3)

Varian tari tersebut dikenal dengan nama Gambyong Pareanom.

Gerakan Tari Gambyong dilakukan dengan tiga bagian gerakan, yaitu gerakan awal (maju beksan), gerakan utama (beksan), dan gerakan penutup (mundur beksan). (4)

Gerakan dasar yang menjadi ciri khas Tari Gambyong ialah gerakan kepala dan tangan.

Pandangan penari selalu diarahkan jari-jari tangan yang seirama dengan gerakan tangannya. (5)

Untuk gerakan kaki bergerak secara harmonis.

Tari Gambyong juga diidentik dengan tempo pelan dan gerakan lemah gemulai.

Hal tersebut menggambarkan kelemah lembutan seorang wanita.

Dengan ciri khas itu, masyarakat banyak yang tertarik untuk mempelajarinya. (6)

Dahulu, sebagian besar penari berasal dari keluarga kerajaan.

Namun setelah zaman semakin maju, Tari Gambyong dibuka untuk dipelajari masyarakat umum.

Pakaian yang digunakan pada Tari Gambyong ialah pakaian khas Jawa. (7)

Kostum tersebut berupa kemben dengan bahu terbuka dan menggunakan kain panjang bermotif batik untuk bagian bawah.

Kain tersebut biasa dikenal dengan nama Kain Jarik atau Jarit.

Selain itu penari Tari Gambyong juga memakai selendang yang dipakai di atas bahu sebagai pelengkap tarian.

Selendang digunakan sesekali saat penari menari Tari Gambyong.

Biasanya selendang yang digunakan berwarna kuning keemasan.

Untuk riasan, penari Tari Gambyong merias diri sesuai riasan wajah khas Jawa untuk menambah nuansa kelembutan pada Tari Gambyong.

Selain itu rambut ditata sedemikian rupa sesuai adat khas Jawa yaitu menggunakan sanggul.

Gerakan tarian Gambyong. (sahabatnesia.com)

Tari Gambyong diiringi musik dari gamelan dan tembang Jawa. (8)

Alat musik seperti gong, kenong, gambang, dan kendang dimainkan bersamaan dengan gerak penari Gambyong.

Instrumen yang penting dalam Tari Gambyong adalah kendang.

Hal tersebut dikarenakan gerakan Tari Gambyong harus selaras dengan tabungan kendang. (9)

Sehingga dibutuhkan penabuh kendang yang dapat memadukan gerakan dan menyelaraskan dengan alat musik lainnya.

Tari Gambyong Sala Minulya

Tari Gambyong Ayun-ayun

Tari Gambyong Gambirsawit

Tari Gambyong Dewandaru

Tari Gambyong Mudhatama

Tari Gambyong Apangkur

Tari Gambyong Campursari

(TRIBUNNEWSWIKI/Afitria Cika)

Jakarta

Tari Gambyong
adalah tari tradisional yang berasal dari daerah Provinsi Jawa Tengah tepatnya wilayah Surakarta. Berdasarkan iringan gendingnya, Tari Gambyong mempunyai berbagai ragam, yaitu Gambyong Pareanom, Gambyong Pancerana, dan Gambyong Pangkur.

Tarian ini sudah ada sejak zaman dahulu dan mulai ditampilkan di lingkungan Istana Mangkunegaran pada era . Gambyong menjadi terkenal karena gerakan yang halus dan anggun sehingga membuat kagum penonton yang melihat.

Sejarah Tari Gambyong
Dikutip dari arsip pada situs resmi Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Serat Centhini, kitab yang ditulis pada masa pemerintahan Pakubuwana IV ( ) dan Pakubuwana V ( ), telah menyebut adanya gambyong sebagai tarian tledhek.

Pada masa itu, salah seorang penata tari pada pemerintahan Pakubuwana IX ( ) bernama K.R.M.T. Wreksadiningrat menggarap tarian rakyat ini agar pantas dipertunjukkan di kalangan para bangsawan atau priyayi.

Tarian rakyat yang telah diperhalus ini menjadi populer dan biasa ditampilkan di hadapan para tamu di lingkungan Istana Mangkunegaran.

Perubahan penting pada Tari Gambyong terjadi ketika pada tahun 1950, Nyi Bei Mintoraras, seorang pelatih tari dari Istana Mangkunegaran pada masa Mangkunegara VIII, membuat versi gambyong yang “dibakukan”, yang dikenal sebagai Gambyong Pareanom.

Koreografi ini dipertunjukkan pertama kali pada upacara pernikahan Gusti Nurul, saudara perempuan Mangkunegara VIII, di tahun 1951. Tarian ini disukai oleh masyarakat sehingga memunculkan versi-versi lain yang dikembangkan untuk konsumsi masyarakat luas.

Makna Tari Gambyong
Makna Tari Gambyong diumpamakan seorang dewi padi (Dewi Sri) yang tengah menari. Oleh sebab itu, dulu tari ini digunakan untuk upacara ritual pertanian demi mendapat kesuburan padi dan panen yang melimpah.

Dalam perkembangannya,
Tari Gambyong
telah diangkat sebagai sebuah hiburan memeriahkan acara resepsi perkawinan, hingga menyambut tamu-tamu kehormatan atau kenegaraan.

Ciri Tari Gambyong
Adapun ciri khusus Tari Gambyong di antaranya:

– Pakaian yang digunakan bernuansa warna kuning dan warna hijau sebagai simbol kemakmuran dan kesuburan.

– Sebelum tarian dimulai, selalu dibuka dengan gendhing Pangkur.

– Teknik gerak, irama iringan tari dan pola kendhangan mampu menampilkan karakter tari yang luwes, kenes, kewes, dan tregel.

Gerakan Tari Gambyong
Gerakan Tari Gambyong terdiri dari tiga bagian, yakni awal, isi, dan akhir. Keunikan tari Gambyong berada pada gerakan yang berfokus pada kaki, lengan, tubuh, dan juga kepala.

Gerakan mengiringi atau mengikuti setiap gerak tangan dengan cara memandang arah jari tangan. Setiap gerakan bahkan beriringan dengan lantunan musik yang dibawakan.

Pembuka tarian juga diiringi dengan gendhing Pangkur. Kemudian, irama ini membuat teknik gerakan ditampilkan para penari dengan luwes, kenes, kewes, dan tregel.

Biasanya para penari
Tari Gambyong

dilengkapi dengan sanggul dan kemben. Walaupun begitu, penampilan mereka tetap elegan dan menunjukkan ekspresi anggun.

Simak Video “Adu Luwes Menari Tradisional, Jakarta“

(lus/lus)

Jakarta, CNN Indonesia

Seni tari

tradisional telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan bagi rakyat Indonesia. Agar dapat membawakan tarian tradisional dengan baik dan benar, seorang penari perlu menguasai ragam gerak dasar tari sesuai pakem yang telah ditentukan.

Gerakan pada tarian tradisional tumbuh dari gerakan-gerakan yang dilakukan sehari-hari sehingga bisa dilakukan oleh berbagai kalangan.

Salah satunya gerakan dalam tari Jawa yang teratur, tenang, dan halus seperti pada Tari Gambyong yang terkenal di kawasan Jawa Tengah. Tarian ini seringkali dipentaskan dalam acara-acara tertentu, seperti pernikahan, penyambutan tamu penting dan acara-acara penting lain.

Berikut ragam gerak dasar tari dari Pulau Jawa yang dirangkum oleh tim CNNINdonesia.com

1. Ngrayung/Ngruji
Gerakan dasar tari yang pertama adalah ngrayung atau ngruji. Dalam gerakan ini, telapak tangan menghadap ke depan, ibu jari ditekuk ke dalam menempel telapak tangan, lalu empat jari lain dibiarkan berdiri berdempetan.

Gerakan ini dilakukan dengan posisi jengkeng atau jongkok pada tari putera gagah gaya Yogyakarta.

2. Posisi Ngithing/Nyekithing
Gerakan tangan yang juga sering dibawakan penari Jawa adalah posisi ngithing atau nyekithing. Untuk melakukan gerakan ini, posisi telapak tangan menghadap ke depan, ujung jari tengah menyentuh ibu jari sehingga membentuk lingkaran. Sedangkan jari-jari lain, seperti telunjuk, jari manis dan jari kelingking membentuk setengah lingkaran.

Posisi ini terdapat pada tari gaya Surakarta dan Yogyakarta, dipergunakan untuk tangan kiri dan kanan.

3. Nyempurit
Gerakan tangan lain yang perlu diketahui sebelum membawakan tari tradisional adalah gerakan Nyempurit.

Untuk melakukan gerakan ini, posisi telapak tangan menghadap ke depan, kemudian ibu jari menyentuh jari telunjuk, sementara jari lain yaitu jari tengah dan jari manis ditekuk ke bawah membentuk setengah lingkaran, sedangkan jari kelingking ditekuk ke atas hingga bentuk posisi menyerupai kepala seekor burung.

Posisi tangan ini terdapat pada tari gaya Surakarta dan Yogyakarta, lazimnya dipergunakan untuk tangan sebelah kanan.

4. Boyo Mangap
Gerakan tangan selanjutnya adalah gerakan Boyo Mangap, untuk melakukan gerakan ini, posisi tangan seperti ngrayung namun posisi ibu jari membuka lurus ke depan tidak menyentuh telapak tangan. Jari yang lain berdempetan, sehingga membentuk mulut buaya (boyo mangap).

Ragam gerak tangan ini terdapat pada tari gaya Jawa Timur dan dipergunakan untuk tangan kanan dan kiri.

5. Ngepel
Dalam tarian Jawa juga dikenal istilah ngepel yakni gerakan dengan posisi jari tangan mengepal, namun ibu jari dan jari kelingking sedikit membuka.

Ragam gerak tangan ini terdapat pada tari gaya jawa dan dipergunakan digunakan pada tari putra untuk menunjukkan sikap gagah.

6. Ukel
Pada tarian jawa terdapat gerakan ukel. Gerakan tangan ini dilakukan dengan memutar pergelangan tangan berlawanan arah jarum jam, dan diakhiri dengan posisi tangan ngithing.

Ragam gerak tari ini terdapat pada seni tari Gambyong dari Jawa Tengah untuk menunjukkan karakter wanita jawa yang lembut dan lemah gemulai.

7. Ulap-ulap
Gerakan lain yang juga penting dalam tarian Jawa adalah ulap-ulap. Gerakan ini seperti gerakan hormat dengan posisi jari sejajar dengan alis atau dahi.

Ragam gerak tari ini terdapat pada seni tari Gambyong dari Jawa Tengah dan dilakukan untuk tangan kanan dan kiri.

8. Kebyak dan Kebyok
Gerakan tangan pada tarian jawa juga mengenal istilah kebyok. Gerakan ini merupakan gerakan mengibaskan selendang ke arah dalam sehingga selendang nyangkut di pergelangan tangan.

Sedangkan gerakan untuk menjatuhkan selendang yang menyangkut di pergelangan tangan disebut kebyak.

Ragam gerak tari ini terdapat pada seni tari Gambyong dari Jawa Tengah dan dilakukan untuk tangan kanan dan kiri.

9. Seblak Sampur
Gerakan yang juga penting dalam tarian Jawa adalah seblak sampur. Gerakan ini mirip seperti menyibak selendang atau sampur yang menggantung di sisi badan. Selendang disingkap ke belakang.

Ragam gerak tari ini terdapat pada seni tari Gambyong dari Jawa Tengah dan dilakukan untuk tangan kanan dan kiri.

[Gambas:Youtube]

(nly/bac)

Posted by: pskji.org