Banyak Produk Israel Masuk RI Tapi Lewat Negara Lain

Muhammad Idris – detikFinance

Rabu, 16 Mar :50 WIB

Foto: Ilustrasi oleh Andhika Akbarayansyah Jakarta – Indonesia sepakat memboikot produk-produk Israel sejalan seruan banyak negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Keputusan ini diambil saat agenda Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) OKI.

Akibat dari keputusan ini, maka barang asal RI juga tidak akan diterima Israel. Artinya eksportir Indonesia akan kehilangan salah satu pangsa pasarnya.

Meski demikian, menurut Ketua Umum Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (Ginsi), Rofiek Natahadibrata mengungkapkan, Indonesia sebenarnya banyak menggunakan produk asal Israel namun banyak yang tidak tercatat, karena impor dilakukan lewat negara-negara mitra dagang Israel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Dari Israel langsung sangat sedikit. Kalau di anggota kami malah sangat sedikit, jadi kita nggak punya data valid, kalau importir di luar kami mungkin beberapa kali sering impor dari sana (Israel). Justru lebih banyak produk Israel diimpor ke Indonesia lewat negara lain,” katanya kepada detikFinance, Rabu (16/3/2016).

Barang-barang asa Israel masuk ke Indonesia lewat negara-negara tetangganya seperti Turki, Yordania, bahkan Palestina.

“Kalau barang Israel lewat negara-negara tetangga pasti itu, kan re-branding. Terutama produk consumer good,” jelas Rofiek.

Namun demikian, baik impor langsung maupun didatangkan lewat pelabuhan negara tetangganya, barang-barang buatan Israel tersebut tetaplah masih sedikit.

Diungkapkan Rofiek, barang-barang konsumsi buatan Israel umumnya berkualitas sangat baik, sementara produk-produk lainnya yang banyak dipakai di Indonesia seperti alat-alat pertanian juga mahal.

“Tidak efisien kalau beli dari Israel, barangnya mahal karena kualitasnya bagus dan jarak jauh. Kalau buah-buahan makanya kita lebih banyak dari China. Alat-alat pertanian juga dari Israel bukan yang manual, tapi yang high technology mahal sekali, jadi jarang impor,” pungkasnya. (ang/ang)