Di Negara Maju Tiang Lampu Sebagai Basestation 5G

Industri telekomunikasi di seluruh dunia sedang berupaya untuk menyebarkan puluhan ribu sistem antena untuk mendukung sistem broadband nirkabel 5G, yang diharapkan dapat memberikan koneksi latensi rendah untuk Internet of Things, kecerdasan buatan, dan kendaraan otonom (kendaraan tanpa pengemudi). Akan ada lebih banyak small cell sebagai pemain kunci dalam mengaktifkan 5G. Kandidatnya adalah small cell antena berdaya rendah yang dikenal dengan sebutan DAS (Distibuted Antenna Systems), yang dapat dipasang di tiang listrik, tiang lampu lalu lintas, gedung, ataupun furnitur jalan.

Mengapa menggunakan tiang lampu lalu lintas untuk base station 5G?
Small cell akan menjadi fondasi 5G secara nasional di masa depan. Mengapa perlu waktu lama dan biaya yang sangat mahal untuk menyebarkan small cell? Salah satu tantangannya terletak dalam mengidentifikasi jutaan lokasi yang diperlukan, termasuk peluang lokasi bersama. Tantangan terkait lainnya terletak pada memperoleh izin untuk lokasi tersebut, izinnya bias kepada pemilik properti publik ataupun pemilik pribadi Ada juga tantangan biaya operasional, selain perlu upgrade arsitektur layanan serta operasi dan sistem pendukung bisnis (OSS /BSS), operator juga harus membayar untuk memelihara base station untuk small cell baru ini. Menggunakan infrastruktur publik adalah cara mudah untuk mengendalikan biaya ini. Sewa bangunan milik umum, seperti tiang lampu dan lampu lalu lintas, biasanya lebih murah dari sepersepuluh bangunan milik pribadi. Tetapi proses persetujuan untuk sewa publik dapat dengan mudah memakan waktu satu tahun atau lebih untuk small cell.

Inggris
Peluncuran jaringan telekomunikasi 5G akan menjadikan jutaan tiang lampu tiba-tiba menjadi properti yang panas, hal ini karena 5G membutuhkan pemasangan pemancar pada jaringan padat tiang yang lebih tinggi daripada bus tingkat. Akibatnya, operator jaringan seluler (MNO) menuntut akses ke tiang lampu dan bangunan tinggi lainnya di kota – kota, dan tidak sedikit yang mengancam kepada tindakan hukum kepada otoritas atau pemilik tanah setempat yang menghalangi mereka. Hal ini menjadi kontraproduktif untuk mempercepat penyebaran 5G di beberapa kota seperti Inggris. Karena proses hukum akan mendorong proses pengadilan yang mahal dan panjang.

Perselisihan lebih banyak pada masalah pemilik / otoritas tanah harus dapat membebankan biaya kepada operator seluler untuk memasang pemancar 5G di tiang lampu dan bangunan tinggi lainnya.

Operator berdalih telah bekerja sama dengan pemerintah lokal, regional dan nasional untuk menggelar konektivitas 5G yang lebih baik ke daerah yang paling membutuhkannya secepat dan seefisien mungkin. Dan pemerintah local dan regional memastikan bahwa infrastruktur jalan dapat digunakan untuk menampung infrastruktur digital 5G yang penting untuk memberikan layanan yang diharapkan pelanggan.

Lain di kota, lain juga di desa, di daerah pedesaan yang jarang penduduknya timbul masalah yang sangat berbeda. Otoritas pedesaan justru berjuang untuk menarik minat dari penyedia / operator seluler untuk berinvestasi di wilayah mereka. North Yorkshire, wilayah bagian terbesar Inggris, telah mendapatkan hibah £ 1 juta untuk membangun tiga tiang di daerah pedesaan terpencil untuk melengkapi jaringan 5G pada 50.000 tiang lampu mereka. Tetapi sampai saat ini belum ada minat dari operator seluler untuk mengambil proyek tersebut.

Otoritas pedesaan telah menawarkan kepada operator jaringan seluler apa pun untuk meningkatkan konektivitas warganya, tetapi tidak ada tanggapan satupun dari operator seluler di sana. Padahal ada prinsip keadilan dan kesetaraan dalam menikmati layanan telekomunikasi. Menjadi “tidak jujur” bagi operator yang sangat menuntut akses terbuka di daerah yang menguntungkan sambil mengabaikan insentif untuk menyediakan cakupan telekomunikasi di daerah pedesaan. Di negara maju seperti Inggris, ternyata masih ada daerah yang belum bisa menikmati layanan teknologi seluer. Jangankan 4G, ada beberapa area di Inggris yang juga belum mendapatkan 3G atau dalam beberapa kasus sinyal 2G juga belum tersedia.

Amerika serikat (AS)
Amerika Serikat akan diselimuti dari ujung ke ujung oleh antena 5G yang akan banyak bermunculan dalam beberapa meter dari jendela kamar tidur seseorang. Departemen Teknologi Informasi dan Telekomunikasi Kota New York telah menyetujui 10 perjanjian dengan beberapa perusahaan untuk memasang peralatan 5G pada lampu jalan dan beberapa lampu lalu lintas.

Di Amerika Serikat (AS), operator jaringan nirkabel besar seperti AT&T dan Verizon dengan ‘rakus’ mulai sering mengamati lampu jalan di lingkungan warga AS, untuk mencari lokasi untuk memasang pemancar seluler 5G mereka. Tiang listrik menjadi sangat strategis karena tiang lampu tersebut sudah menjamin sumber listrik yang andal, dan seringkali terletak di tempat yang tepat untuk pemancar sinyal 5G ke rumah atau kantor di lingkungan tersebut. Hanya saja masih ada satu potensi masalah besar, yakni lampu jalan bisa jatuh jika perangat pemancar 5G tersebut terlalu berat. Sebagian besar lampu jalan di AS secara struktural tidak mampu mendukung fasilitas komunikasi nirkabel, sehingga membutuhkan penggantian lengkap struktur lampu jalan untuk mengakomodasi nirkabel 5G. Peluang inilah yang ditangkap oleh perusahaan seperti Xcel dan Southern Company yang semakin intensif dengan pasar 5G dan small cell nirkabel AS. Banyak perusahaan sejenis mengenakan biaya premium untuk akses ke tiang lampu milik mereka atau menolak akses sama sekali. Misalnya, sebuah perusahaan listrik di Hawaii mengenakan biaya tambahan 100x untuk pemancar small cell yang dipasang di tiang lampu jalan. Kejadian ini akan menghambat AS untuk dapat memimpin dunia dalam teknologi 5G.

* American Electric Power Company mempunyai 250.000 struktur pendukung lampu jalan
* Duke Energy mengatakan memiliki 1,5 juta struktur penerangan jalan dan luar ruangan
* Entergy Corporation mengatakan memiliki 1,2 juta struktur pendukung pencahayaan.
* Perusahaan Pengiriman Listrik Oncor mengatakan memiliki 160.000 struktur pendukung pencahayaan.

Meskipun pertarungan penggunaan lampu jalan antara dua industri besar (seluler dan infrastruktur listrik) masih dalam tahap awal, namun ini sekali lagi menggarisbawahi bahwa ada kesulitan yang dihadapi operator jaringan nirkabel dalam menemukan lokasi fisik untuk pemancar 5G mereka. Dan pertempuran tersebut menunjukkan bahwa operator ingin menggunakan lampu jalan untuk mengurangi biaya pembangunan pemancar 5G.

Tantangan Penentuan Lokasi 5G
Inti dari pertarungan baru antara industri nirkabel dan industri infrastruktur listrik adalah penentuan lokasi untuk peralatan 5G. Meskipun sudah ada sekitar 200.000 menara macro cell yang tersebar di seluruh AS, operator jaringan nirkabel masih ingin melengkapi site – site tersebut hingga 800.000 site small cell tambahan. Small cell, yang kira-kira ukuran pemancarnya seukuran kotak pizza dan umumnya bekerja di ketinggian kaki dari tanah, akan bertindak seperti menara sel mini dan dapat dipasang di atas gedung, lampu lalu lintas atau lampu jalan.

Small cell sangat penting untuk 5G, mereka dapat “membagi” area cakupan makro menjadi area cakupan yang lebih kecil, yang memungkinkan operator mendukung lebih banyak pengguna dengan kecepatan lebih tinggi tanpa membeli lebih banyak spektrum. Dan, mungkin yang lebih penting, small cell dan small cell sangat penting untuk 5G dalam spektrum high band (mmWave), di mana operator AS seperti Verizon dan AT&T sedang memfokuskan upaya 5G mereka ke arah sana. Transmisi dalam spektrum mmWave tidak dapat melakukan mencapai lebih dari beberapa ribu kaki, yang berarti menara macro cell tidak dapat digunakan untuk mmWave 5G karena biasanya terletak beberapa mil jaraknya dari area pusat kota yang padat.

Industri nirkabel di AS telah memulai beberapa penyebaran small cell di tempat-tempat seperti New York City dan tempat lain. Tetapi perusahaan seperti Verizon dan AT&T mulai mengeluh bahwa upaya small cell mereka terhalang oleh biaya besar yang diberlakukan beberapa kota untuk ijin instalasi small cell pada infrastruktur milik kota. Padahal regulator FCC sudah bergerak untuk membatasi jumlah biaya yang dapat ditarik oleh pemerintah kota untuk penyebaran small cell sebagai bagian dari upaya untuk mempromosikan 5G di AS. Namun di beberapa kesempatan beberapa otoritas kota melawan aturan baru tersebut.

Tetapi regulasi FCC tersebut masih belum memenuhi permintaan industri nirkabel AS untuk akses murah pembangunan small cell. Industri nirkabel AS telah meminta FCC untuk mengeluarkan keputusan yang memberi operator jaringan nirkabel akses yang lebih cepat dan lebih murah ke tiang lampu yang dimiliki oleh perusahaan infrastruktur kota.

FCC memperkirakan bahwa AS membutuhkan 800.000 small cell untuk mewujudkan 5G. Hari ini, menggunakan satu sel kecil bisa sampai 24 bulan, dengan biaya yang mahal di sepanjang jalan.

Jepang
Pemerintah Jepang juga telah mengizinkan NTT Docomo dan tiga pesaing utama selulernya untuk memasang base station 5G pada tiang sinyal lalu lintas, dengan harapan dapat mengurangi biaya dan waktu yang diperlukan untuk menggelar jaringan ultra cepat 5G. Terdapat sekitar 200.000 rambu lalu lintas yang diatur oleh pemerintah daerah, otoritas lokal akan dapat manfaat menggunakan jaringan 5G tersebut untuk proyek kendaraan tanpa pengemudi dan komunikasi darurat dalam bencana alam.

Rencana penggunaan tiang sinyal lalu lintas untuk 5G tersebut telah masuk dalam draf cetak biru strategi TI pemerintah Jepang. Pengujian peralatan 5G pada tiang sinyal lalu lintas telah dimulai di beberapa kota pada tahun 2020 ini, hingga Maret 2021. Harapanya operator dapat menyelesaikan penggelaran jaringan 5G secara nasional pada akhir tahun 2023.

Badan pemerintah terkait, termasuk kementerian komunikasi, Badan Kepolisian Nasional, kementerian transportasi, dan pemerintah daerah membentuk dewan untuk mengoordinasikan inisiatif tersebut.

Untuk mencapai cakupan 5G secara nasional, Jepang membutuhkan beberapa ratus ribu BTS. Operator telah menggunakan stasiun 4G yang ada, tetapi karena sinyal 5G mempunyai high band dengan jarak yang lebih pendek pada frekuensi 28 GHz, maka empat operator seluler di negara matahari itu perlu mencari lokasi tambahan. Keempat perusahaan, NTT, KDDI, SoftBank, dan pendatang baru Rakuten telah melakukan investasi gabungan sekitar 1,6 triliun yen ($ 14,8 miliar) selama lima tahun hingga tahun 2024.

Operator sering mendirikan base station di atap – atap rumah di daerah yang kekurangan lahan kosong. Tetapi sebagian besar ruang yang tersedia kini telah digunakan. Bernegosiasi dengan pemilik tanah pasti akan membutuhkan waktu dan tenaga. Pemerintah Jepang kemudian melihat rencana penggunaan tiang sinyal lalu lintas sebagai solusi yang dapat secara signifikan mempercepat penggelaran 5G, terutama mengingat Jepang memiliki kepadatan lampu lalu lintas yang lebih tinggi daripada negara lain. Dan itu akan sangat membantu untuk menghemat biaya implementasi 5G. Dukungan penggunaan lampu lalu lintas akan memangkas pengeluaran yang diperlukan untuk membangun base station 5G baru.

Pemerintah daerah juga dapat menggunakan lampu yang dilengkapi dengan base station 5G tersebut untuk mengembangkan layanan bagi penduduk. Dalam keadaan darurat, dapat digunakan untuk memindai kartu identitas melalui sinyal 5G untuk mengkonfirmasi keselamatan mereka, yang kemudian dapat diteeruskan ke pihak keluarga mereka.

Bagaimana Memenangkan Dukungan Pemangku Kepentingan untuk 5G dan Small Cell
Hanya sedikit konsumen yang menginginkan menara seluler tradisional (2G/3G/4G) di jalan mereka, tetapi untuk small cell hasilnya berbeda : small cell dapat diterima dengan lingkungan perkotaan, begitu warga memahami manfaat 5G dan sifat small cell yang tidak mengganggu, sudut pandang konsumen berubah.

Sebuah polling PwC Consumer Intelligence Series baru-baru ini, merekam itu semua. Penerimaan konsumen luar biasa, setelah dijelasakan definisi manfaat 5G dan profil visual dari small cell yang sesuai. Jika operator jaringan bisa menjelaskan 5G dan sel kecil secara lebih efektif kepada pejabat kota, bisnis lokal, dan kelompok komunitas, dan jika mereka juga berkomitmen untuk memasang small cell dengan tidak menimbulkan kegaduhan maka yang akan berkembang adalah penerimaan dan antusiasme.

Ditulis oleh : Andrian S