Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan

Rabu, 24 Agustus :52 WIB

Tim Promkes RSST – RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Sikap kerja duduk merupakan pekerjaan yang ringan, namun jika suatu pekerjaan tersebut dilakukan dalam waktu yang lama secara terus menerus setiap hari akan membuat pekerjaan dalam posisi tersebut menjadi berat dan melelahkan. Pada posisi kerja duduk, otot-otot punggung akan bekerja keras menahan beban anggota gerak atas yang sedang melakukan pekerjaan yang mengakibatkan beban kerja bertumpu di daerah pinggang. Otot pinggang juga akan mudah mengalami kelelahan yang berujung pada timbulnya nyeri.

Nyeri punggung bawah dapat dialami oleh para pekerja dengan posisi kerja duduk. Sebagai contoh seorang supir Selain karena posisi duduk dan setting-an kursi supir, kondisi kabin kemudi yang sempit tidak memungkinkan bagi pengemudi untuk meggerakkan anggota tubuhnya secara leluasa, akibatnya akan mengakibatkan cedera dan kekakuan sendi dan tulang belakang.

Dalam sebuah penelitian mengatakan bahwa hasil uji regresi logistik, diperoleh nilai signifikan yang menunjukkan tidak terdapat pengaruh antara posisi duduk terhadap nyeri punggung bawah. Dalam sebuah penelitian yang lainnya menyebutkan tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara posisi duduk dengan keluhan nyeri punggung bawah pada penjahit yang juga menunjukkan adanya hubungan sikap tubuh dengan nyeri punggung bawah pada supir travel. Tidak sejalannya penelitian ini dengan teori yang ada dan penelitan terdahulu disebabkan oleh beberapa hal.

Pertama, posisi duduk supir berkaitan dengan kenyamanan yang didapatkan dari desain tempat duduk, dasbor, dan pegangan stir mobil. Menurut teori bekerja dengan posisi duduk yang statis dapat menyebabkan timbulnya nyeri punggung bawah. Di lihat dari observasi lapangan para supir beberapa supir bekerja dengan posisi yang baik, tujuan mereka mengubah posisi tubuhnya sebagai bentuk peregangan untuk mengurangi lelah, kram ataupun kantuk. Desain tempat kerja supir yang meliputi kursi dan juga dasbor mobil dapat diatur untuk kenyamanan mereka. Pada kursi dapat diatur derajat duduk dan pada dasbor, stir mobil dapat diatur tinggi rendahnya. Semakin sering seseorang mengubah posisi saat duduk, maka tingkatan nyeri yang dirasakan akan semakin ringan, karena perubahan posisi dapat merelaksasikan otot-otot punggung yang mengalami tekanan akibat duduk dalam dalam jangka waktu lama. Semakin sering seseorang terpapar nyeri, maka seseorang tersebut akan terbiasa dengan nyeri yang dirasakannya.

Kedua, nyeri punggung bawah timbul dan diperparah oleh seseorang yang mempunyai kelebihan berat badan. Dalam sebuah penelitian menyebutkan kelebihan berat badan yang signifikan akan meningkatkan beban pada tulang belakang. Tulang belakang akan tertekan menerima beban yang membebani dan tidak stabilnya tulang belakang dapat mempermudah kerusakan pada struktur tulang belakang.

Ketiga, nyeri punggung bawah dapat timbul karena adanya kelainan yang terjadi pada tulang belakang, salah satunya seperti cidera pada tulang punggung yang diakibatkan oleh riwayat kecelakaan.

Meskipun berbeda dengan teori dan penelitian sebelumnya ada beberapa peneliti yang sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara posisi duduk dengan nyeri punggung bawah. Pada umunya nyeri punggung bawah sering ditemukan oleh seseorang dengan aktiitas berat karena memerlukan pengerahan tenaga yang besar seperti aktivitas mengangkat, mendorong, menarik, dan menahan beban berat. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh perawat yang mengatakan bahwa posisi duduk saja tidak dengan sendirinya meningkatkan risiko nyeri punggng bawah, harus ada aktivitas dan faktor lain seperti getaran pada tubuh, dan pekerjaan dengan posisi berdiri akan meningkatkan risiko nyeri punggung bawah.

Selain posisi duduk, pengaruh lama kerja terhadap nyeri punggung bawah terlalu lama duduk menyebabkan penambahan beban. Penambahan beban yang bersifat terus menerus mengakibatkan gangguan dan berlanjut pada rusaknya jaringan pada segmen vertebra. Duduk lama juga identik dengan posisi duduk yang statis, yang mengakibatkan oksigenasi ke discus, ligamentum, otot-otot dan jaringan lain menjadi terganggu sehingga timbulah rasa nyeri di area punggung bawah. Dalam sebuah penelitian yang lainnya juga menyebutkan bahwa durasi bekerja lebih dari 8 jam dengan posisi statis mempunyai risiko tinggi mengalami nyeri punggung bawah. Meskipun begitu disampaikan juga terkait hal tersebut bahwa energi yang hilang dapat kembali atau pulih kembali saat beristirahat. Saat beristirahat, punggung yang terasa sakit pada saat bekerja dapat dipulihkan.

Dari beberapa ulasan di atas meskipun ada beberapa pandangan yang berbeda terkait dengan pengaruh posisi duduk terhadap nyeri punggung bawah dan waktu lama kerja saat duduk, tentunya semua kembali ke pada pribadi masing-masing, bagi yang sudah beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan aktifitas sehari-hari di tempat kerja, serta semakin berpengalamannya seseorang dalam melakukan pekerjaan maka tingkat efesiensi penggunaan energi dalam melakukan sebuah pekerjaan juga meningkat. Sehingga baik posisi duduk ataupun lama kerja yang berpengaruh atau tidaknya pada nyeri punggung bawah, tentunya sebisa mungkin kita yang menyesuaikan hal tersebut baik posisi duduk yang benar ataupun lamanya waktu kita duduk. Dengan demikian diharapkan tidak terjadi nyeri punggung bawah, meskipun sesuatu hal yang kadang dianggap ringan namun juga berpengaruh pada kesehatan.

Referensi :

Alfarisi, R., Tanjong, Y. S., dan Permana, R.I. 2015. Hubungan Pengetahuan Sikap Tubuh Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah pada Pengemudi Travel di Bandar Lampung Bakauheni Bulan Maret-April Tahun 2015. Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Lampung, 1-18.

Hadyan, M. F. 2015. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Low Back Pain pada Pengemudi Transportasi Publik. Majority, Volume 4 (7), 19-24.

Nurmianto, E. 2008. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Prima Printing. Surabaya.

Purnamasari, H. 2010. Overweight Sebagai Faktor Risiko Low Back Pain pada Pasien Poli Saraf Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Mandala of Health, Volume 4.

Pirade, A., Angliadi, E., dan Sengkey, L.S. 2013. Hubungan Posisi dan Lama Duduk dengan Nyeri Pungung Bawah (NPB) Mekanik Kronik pada Karyawan Bank. Jurnal Biomedik (JBM), Volume 5 (1), .

Robo, W., dan Wulandari, R. 2019. Hubungan Lama Duduk dengan Kejadian Low Back Pain Pada Supir Bus di PO Puspa Jaya Cabang Yogyakarta. Unisa, 1-9.

Divia Irsadioni. Pengaruh Posisi Duduk dan Lama Kerja Terhadap Nyeri Punggung Bawah pada Supir Travel X di Kota Malang. STIKES Widyagama Husada Malang.