Mencari Siaran Digital Di Televisi Yang Sudah Digital Fakta Soal Antena Dan Kualitas Sinyal

TEMPO.CO, Jakarta – Pemerintah lewat Kementerian Komunikasi dan Informatika telah secara resmi menghentikan siaran televisi terestrial analog, menggantinya dengan siaran digital, untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) per Kamis dinihari, 3 November 2022. Sempat diwarnai beberapa stasiun televisi swasta yang dianggap ‘membandel’ di hari pertama, analog switch-off Jabodetabek akhirnya benar-benar terlaksana secara penuh per Jumat, 4 November Penghentian, atau ada yang menyebutkan suntik mati, siaran analog di Jabodetabek mengungkap kondisi baru, yakni sebagian televisi digital, atau yang sudah dilengkapi set top box (STB), ternyata tak mampu menangkap seluruh siaran digital stasiun televisi. Ini diketahui Tempo.co antara lain di wilayah Serpong, Tangerang Selatan.

“Saya mau beli set top box karena televisi digital saya di rumah tidak bisa menangkap siaran RCTI. Siaran yang lainnya bisa semua,” kata seorang pria saat ditemui di sebuah toko elektronik, Jumat.

Baca juga:
Dengar Kritik Para Dosen Ilmu Komunikasi di Bandung tentang Analog Switch-Off

Menurutnya, fitur digital video broadcasting terrestrial atau DVB-T bawaan pabrik yang ada dalam perangkat televisi digital miliknya tidak cukup kuat. “Jadi beberapa siaran televisi yang lainnya dapat, tapi RCTI dan sebagian lain kadang terima kadang hilang sinyal,” kata dia menambahkan.

Sejatinya, setiap alat atau kotak converter STB yang dimaksud tak memiliki komponen antena atau penguat sinyal. Ini seperti yang dikutip dari keterangan Federal Communications Commission (FCC), AS.

Tempo.co membuktikan penerimaan sinyal bergantung kepada kemampuan antena yang digunakan atau kualitas sinyal yang dipancarkan. Dua jenis antena dicoba bisa memberikan tingkat penerimaan sinyal yang berbeda pada satu perangkat televisi yang sama, di posisi dan tempat yang sama.

Satu antena hanya mampu meneruskan sinyal audio, dan siaran menjadi tanpa gambar pada layar televisi. Atau malah tertera hilang sinyal sama sekali. Sedangkan antena yang kedua mampu memberikan hasil audio dan video yang sangat baik.

Kementerian Kominfo memang telah sejak awal menginfokan bahwa era siaran TV digital tetap membutuhkan antena sebagai penangkap atau penghubung sinyal antara pemancar dan perangkat televisi. Apakah itu televisi yang membutuhkan konverter (STB) ataupun televisi yang sudah digital dengan fitur standar DVB-T2 di dalamnya.

Tapi, yang ditemukan pada praktiknya, sejak ASO berlaku penuh di Jabodetabek, antena yang sama saat digunakan untuk menangkap siaran analog bisa memberi hasil berbeda saat berlaku siaran digital. Selain kemampuan antena yang digunakan, ini karena faktor kualitas sinyal yang dipancarkan si pemilik siaran ataupun yang dapat diterima di antena.

Petugas dari Kominfo saat memberi penjelasan pemakaian Set Top Box (STB) kepada warga di posko penanganan bantuan sebagai perangkat konverter siaran TV digital ke televisi jenis analog di Depok, Jawa Barat, Kamis, 3 November 2022. TEMPO/Subekti.

Antara Antena dan Pemancar Siaran Digital
Jarak antena televisi terhadap stasiun pemancar juga berpengaruh. Termasuk halangan gedung-gedung, pohon-pohon yang tinggi dan bukit atau gunung yang ada di sekitar rumah.

Seorang yang mengetahui proses siaran televisi analog maupun digital di sebuah stasiun televisi swasta mengungkapkan, jarak pemancar atau MUX dengan antena rumah juga bisa menjadi penghalang. Ini yang menjawab kenapa antena jenis yang sama, yang tidak bisa menangkap siaran digital dengan baik di Serpong, misalnya, akan berlaku berbeda jika digunakan di Jakarta.

“Kalau terlalu jauh ya sinyalnya ga bisa tertangkap,” kata sumber itu. Tapi, kenapa siaran digital dari stasiun televisi yang berbeda tetap bisa tertangkap dengan baik dengan antena yang sama? “Kualitas pemancar yang dimiliki stasiun televisi berbeda-beda,” katanya menjawab.

Dengan kondisi itu, seperti halnya yang berlaku saat siaran analog, antena luar ruangan akan selalu memberikan hasil lebih baik daripada penggunaan antena dalam ruangan. Antena TV indoor cukup bila sinyal TV Digital terdeteksi cukup kuat di lokasi.

Baca juga:
Begini Cara Deteksi Kuat Lemah Sinyal Siaran Televisi Digital di Suatu Daerah

Jangan Hiraukan Antena Digital atau Analog
Yang juga perlu dicatat adalah bahwa untuk menangkap sinyal TV Digital tidak memerlukan antena TV khusus. Seperti diketahui, ada dijual dijual berupa-rupa antena TV Digital di pasaran, seperti ‘DTV Antenna’ dan ‘HDTV Antenna’.

Warga menikmati siaran TV digital setelah menerima alat penangkap sinyal digital, Set Top Box (STB). (Foto: Dokumentasi Kelurahan Kuningan Barat)

Yang perlu diketahui adalah yang berfungsi menentukannya adalah tuner yang ada pada pesawat televisi. Jika memiliki dua jenis tuner sekaligus, tuner digital dan tuner analog, maka TV dapat menerima siaran TV Digital dan siaran TV Analog walau hanya dengan menggunakan satu antena.

Adapun antena, selain dalam dan luar ruangan, dibedakan oleh kemampuannya menerima very high frequency (VHF) atau ultrahigh frequency (UHF) atau keduanya. VHF untuk kanal 2-13 dan UHF untuk kanal 14-36. Beberapa antena, dikutip dari keterangan FCC, hanya bagus dalam penerimaan kanal-kanal VHF atau UHF, tapi tidak keduanya.

“Banyak yang dijual sebagai HDTV Antenna memiliki kemampuan terbaik dalam penerimaan sinyal UHF, tapi lemah di VHF,” bunyi keterangan FCC.

Selaluupdateinfo terkini. Simakbreaking newsdan berita pilihan dariTempo.codi kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik/tempodotcoupdateuntuk bergabung. Anda perlu meng-installaplikasi Telegram terlebih dahulu.