Pengertian Tektonisme Dan Jenisnya

Bumi merupakan salah satu planet yang ada di tata surya. Planet yang ada di tata surya (baca: ciri- ciri planet) terdiri atas berbagai macam lapisan dan juga material- material yang ada dalamnya, begitu pula dengan planet Bumi. Planet Bumi merupakan planet yang tersusun atas batu- batuan (baca: batuan penyusun lapisan Bumi), tanah (baca: jenis tanah) dan juga berbagai material- material lain. Di dalam Bumi kita bisa menemukan ada banyak sekali kandungan- kandungan dan juga penampakan alam. Dalam ilmu Bumi yang juga diajarkan dalam geografi, kita sering sekali diajarkan mengenai istilah- istilah yang berhubungan dengan hal- hal yang ada di bawah tanah (baca: tanah liat).

Mengenai apa- apa yang berada di bawah tanah, kita mengetahi bahwasannya di dalam Bumi terdapat lempeng- lempeng yang ukurannya sangat besar yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Terkadang lempengan ini saling bertemu dan menimbulkan suatu tenaga atau kekuatan tertentu. Berbicara tentang kekuatan, sebagai sebuah planet, Bumi mempunyai tenaga alaminya sendiri. Tenaga yang dimiliki oleh Bumi ini berasal dari dalam bumi tersebut. Salah satu tenaga yang dimiliki oleh Bumi kita kenal dengan tektonisme. Adapun dalam kesempatan kali ini kita akan membicarakan lebih lanjut mengenai tektonisme ini.

Barangkali sebagian besar dari kita seringkali mendengar nama atau kata tektonisme. Ya, kita sangat sering mendengar kata tektonisme ini karena mungkin pada saat belajar di sekolah, materi tentang tektonisme ini sudah sering diajarkan. Adapun mengenai kata tektonisme ini seringkali dihubungkan dengan peristiwa gempa Bumi (baca: akibat gempa Bumi dan macam gempa bumi). Terlebih di Indonesia, kata tektonisme ini mungkin akan lebih familiar didengar karena memang Indonesia merupakan salah satu negara yang seringkali dilandan gempa bumi tektonik. Baiklah, untuk mengawali pembicaraan kita mengenai tektoisme, kita akan memulainya dengan pengertian dari tektonisme itu sendiri.

Kata tektonisme mengandung arti suatu tenaga yang berasal dari dalam Bumi (baca: inti Bumi) yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan letak atau dislokasi atau bentuk (defomasi) dari kulit Bumi. Tenaga tektonisme ini seringkali juga disebut sebagai tenaga tektonik. Pengertian tektonime atau tektonik secara sederhana bisa diartikan sebagai tenaga yang mempengaruhi permukaan Bumi yang berasal dari Bumi itu sendiri. ada pula pengertian lain yang menyebutkan bahwa tektonisme merupakan suatu proses yang terjadi di dalam Bumi yang terjadi akibat adanya pergerakan, pengangkatan, lipatan (baca: macam lipatan), dan patahan (baca: bentuk patahan) pada lempengan tanah di dalam perut Bumi.

Itulah pengertian tektonisme yang perlu diketahui oleh orang banyak. Mengapa demikian? Hal ini karena tenaga tektonisme ini merupakan tenaga yang besar dan apabila terjadi hingga ke permukaan Bumi dan memiliki skala besar, maka akan sangat mungkin menimbulkan kerusakan baik berupa kerusakan fisik maupun non fisik. Dan hal ini benar sekali bahwa tektonik atau tektonisme ini lebih dikaitakan dengan peristiwa gempa Bumi yang menyerang Bumi.

Jenis-jenis Tektonisme
Tektonisme merupakan satu hal yang dapat mempengaruhi atau merubah letak (dislokasi) maupun bentuk (deformasi) kulit Bumi. Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwasannya permukaan Bumi terbentuk dari lapisan- lapisan yang kita sebut sebagai litosfer. Kulit Bumi memiliki ketebalan yang relatif sangat tipis sehingga mudah sekali untuk pecah menjadi potongan- potongan kulit Bumi yang beraturan yang disebut dengan lempeng tektonik atau Tectonic Plate.

Gerakan tektonik merupakan oergerakan lempeng- lempeng tektonik dari kulit Bumi secara horizontal meupun secara vertikal karena adanya pengaruh arus konveksi dari lapisan yang berada di bawahnya. Tahukah kita bahwa tektonisme ini dapat dibagi menjadi beberapa jenis? Kita akan mengetahui apa saja jenis- jenis atau pembagian tektonisme ini. Berikut ini merupakan pembagian dari tektonisme.

Jenis dari tektonisme yang pertama adalah gerak epirogenetik. Gerak epirogenetik merupakan gerak lapisan kerak Bumi yang relatif lambat dan terjadi dalam waktu yang relatif lama. Gerak epirogenetik ini juga meliputi daerah yang luas. Gerak epirogenetik ini pernah terjadi di dunia dan menimbulkan suatu persitiwa besar, contohnya adalah tenggelamnya benua Gondwana menjadi Sesar Hindia. Gerak epirogenetik ini dibagi menjadi dua macam, yakni epirogenetik positif dan epirogenetik negatif. Adapun penjelasan dari macam- macam gerak epirogenetik ini antara lain sebagai berikut:

Gerak epirogenetik posotif merupakan gerak turunnya daratan (baca: ekosistem darat) sehingga kelihatannya permukaan air laut yang bergerak naik. Sebagai contoh adalah turunnya pulau- pulai di Indonesia bagian timur, yakni Kepulauan Maluku Barat Daya hingga ke Pulai Banda.

Jenis gerak epirogenetik yang selanjutnya adalah gerak epirogenetik negatif. Yang dimaksud dengan gerak epirogeteik negatif ini adalah gerak naiknya daratan sehingga akan kelihatannya permukaan air yang menyusut. Gerak epirogenetik negatif ini merupakan lawan dari gerak epirogenetik positif. Sebagai contoh terjadinya gerakan ini adalah naiknya Pulau Buton dan Pulau Timor.

Itulah beberapa macam dari gerakan epirogenetik. Gerakan epirogenetik ini seolah tidak kita sadari atau mungkin saja kita menyadarinya sebagai peristiwa lain dikarenakan waktunya yang sangat lama. Selain gerak epirogenetik, masih ada pula jenis tektonisme yang lainnya.

Jenis dari gerakan tektonisme yang kedua adalah gerak orogenetik. Gerakan orogenetik ini sangat berkaitan dengan pegunungan. Adapun yang dimaksud dengan gerak orogenetik ini adalah proses pembentukan pegunungan. Proses gerak orogenetik ini meliputi area yang relatif sempit dan terjadi dalam waktu yang singkat. Dari pengertian ini kita menyadari bahwasannya gerak orogenetik ini berlawanan dengan gerak yang sebelumnya, yakni gerak epirogenetik baik dalam luas area dan juga waktu berlangsungnya gerakan tersebut. Contoh dari gerakan orogenetik ini misalnya adalah pembentukan pegunungan- pegunungan yang ada di Bumi, seperti Pegunungan Andes, Pegunungan Rocky, Pegunungan Sirkum Mediterania dan juga Pegunungan Alpen.

Gerakan orogenetik ini dapat menyebabkan tekanan horizontal dan juga vertikal di kulit Bumi. Gerak orogenetik ini juga bisa menyebabkan terjadinya dislokasi atau perpindahan letak lapisan kulit Bumi, seperti lipatan dan juga patahan. Adapun penjelasan dari lipatan dan juga patahan adalah sebagai berikut:

* Lipatan atau Folded Process

Proses lipatan atau folded process merupakan suatu bentukan kulit Bumi yang berbentuk lipatan atau gelombang yang terjadi karena adanya tenaga endogen yang arahnya mendatar dari dua arah yang berlawanan sehingga lapisan- lapisan batuan di sekitar daerah tersebu terlipat dan juga membentuk puncak lipatan atau antiklin dan lembah lipatan atau sinklin.

Jika terbentuk beberapa puncak lipatan, maka disebut sebagai antiklinorium dan beberapa lembah lipatan yang disebut dengan sinklinorium. Di dunia ada pegunungan lipatan, contohnya adalah pegunungan tua seperti Pegunungan Ural. Lipatan yang ada ini pada pegunungan terjadi pada zaman primer. Selain itu ada pegunungan muda seperti Pegununga Mediterania dan juga Sirkum Pasifik (baca: daftar gunung tertinggi di Indonesia) yang terjadi pada zaman tersier.

* Patahan atau Fault Process

Bentuk dari gerak orogenetik yang selanjutnya adalah proses patahan atau Fault Process. Proses patahan atau Fault Process akan terjadi ketika lempang yang membentuk kerak Bumi bergerak dan juga saling berdekatan. Gerakan ini akan memberi tegangan yang sangat besar sampai akhirnya memecahkan batuan. Tempat batuan tersebut pecah dan disebut dengan patahan atau Fault, dan alur akibat pecahnya batuan tersebut disebut dengan alur patahan. Alur patahan yang besar ini dapat sampai ke bantuan di bawah tanha yang dalam dan juga merentang di sepanjang benua.

Patahan ini dapat terjadi karena beberapa sebab, selain gempa Bumi, patahan dapat terjadi karena adanya tenaga endogen yang mempunyai arah mendatar dan juga saling menjauh satu sama lain sehingga pada bongkahan batuan terjadi retakan- retakan dan pada akhirnya patah membentuk bagian yang merosot (graben atau slenk) dan juga bagian yang menonjol atau horst. Bentuk gerakan inilah yang menjadikan patahan ini terdiri atas berbagai macam. Adapun macam- macam patahan adalah sebagai berikut:

* Sesar naik da sesar turun, yaitu patahan yang pada bagian atap sesarnya bergeser turun terhadap alas sesarnya disebut dengan sesar turun. Sementara patahan yang bagian atap sesarnya bergerak ke atas disebut dengan sesar naik.
* Graben dan Horst, yaitu patahan yang berbentuk jalur batuan pada dua bidang sesar yang hampir sejajar, sempit, dan juga panjang. Sementara patahan yang bagiannya meninggi, sehingga muncul pada daerah di sekitarnya disebut dengan horst.
* Sesar mendatar, yaitu patahan berbentuk tegak lurus yang bergeser secara horizontal, tetapi ada sedikit yang bergeser secara vertikal.

Itulah penjelasan masing- masing jenis patahan. Salah satu bentuk relief geologis yang terkenal di dunia adalah Patahan San Andreas yang membelah Pantai Pasifik di California, Amerika Serikat. Panjang patahan horizontal ini sejau kurang lebih 1.200 km.

Itulah penjelasan dari patahan. Bersama dengan penjelasan patahan ini maka berakhir pula penjelasan mengenai tektonisme. Tektonisme sebagai salah satu tenaga yang berasal dari dalam Bumi. Semoga artikel ini bermanfaat.