Siapa Itu Generasi Alfa Alpha Dan Bagaimana Cara Mendidiknya
Dunia pada Generasi Alfa
Anak-anak Generasi Alfa merupakan generasi pertama yang benar-benar telah hidup berdampingan dengan teknologi canggih sejak mereka dilahirkan. Dari alasan inilah mereka juga kerap disebut sebagai “generasi digital”.
Pemandangan anak berusia dua tahun yang telah lihai menggunakan perangkat lunak tentu bukanlah pemandangan yang mengherankan di masa sekarang.
Untuk mendukung perkembangan ini, beberapa kurikulum pendidikan di beberapa negara mulai menambahkan pelajaran pemrograman komputer pada sekolah dasar dan menengah.
Kurikulum tersebut bertujuan untuk membantu pembentukkan siswa yang kreatif dan mampu menggunakan teknologi untuk menghasilkan solusi dalam memecahkan masalah.
Dibesarkan pada era di mana teknologi selalu berkembang secara konstan, Generasi Alfa dapat menjadi peran penting yang sangat berpengaruh terhadap berbagai industri untuk terus berevolusi dan menciptakan inovasi terbaru.
Generasi Alfa juga memberikan dampak pada dinamika dunia. Dengan mudahnya akses dan komunikasi secara global, anak-anak yang termasuk generasi ini mungkin akan lebih mampu memperluas kemampuan komunikasi linguistik mereka.
Membesarkan anak di era digital
Dari segala kelebihannya, ternyata anak-anak yang termasuk dalam generasi ini juga diperkirakan memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap masalah kesehatan mental. Beberapa di antaranya adalah gangguan kecemasan dan depresi.
Hal ini tak mengherankan, mengingat anak dituntut untuk selalu menjadi progresif. Dunia yang mendorong mereka agar selalu bergerak lebih cepat tentu juga dapat memberi tekanan pada anak terutama di bidang akademis.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk bekerja sama dengan guru di sekolah agar dapat selalu mengetahui bagaimana perkembangannya. Konsultasi dengan guru juga membantu Anda dalam menyusun strategi untuk menghindari berbagai masalah yang mungkin dapat muncul di kemudian hari.
Selain itu, Generasi Alfa juga dinilai cenderung lebih asyik dengan gadgetnya. Maka, penting bagi Anda untuk batasi juga waktu anak di depan gawai atau televisi.
Jangan jadikan gadget sebagai senjata untuk menenangkan anak ketika ia merengek. Nantinya, kebiasaan ini secara tak sadar akan membuat anak jadi kecanduan gadget. Seperti yang sudah banyak diketahui, membiarkan anak terlalu lama terpapar gawai juga memiliki bahaya untuk kesehatannya.
Terkadang, penggunaan gawai pada anak bisa dipengaruhi oleh seberapa sering melihat orang tuanya berkutat dengan gadget tersebut. Cobalah untuk tak terlalu sering melihat ponsel terutama di beberapa kesempatan seperti saat makan malam atau pada akhir minggu.
Tingkatkan komunikasi Anda dan anak dengan sering mengajaknya berbicara dan bercerita. Luangkan juga waktu untuk bermain di luar ruangan bersama anak. Sesekali, ajak juga teman-teman sepantarannya, hal ini sekaligus akan melatih kemampuan bersosial si kecil.