Technical Competencies Dalam CV

Untuk anda yang memiliki latar belakang profesi di bidang teknik atau profesi lain yang memerlukan specific skills, kadang sering timbul pertanyaan, “Seberapa penting sebetulnya mencantumkan technical competencies dalam CV?”

Pertanyaan ini sering timbul karena bila mencantumkan technical competencies dalam CV, dikuatirkan CV akan menjadi terlalu panjang. Sebaliknya bila tidak mencantumkan, dikuatirkan CV kita akan langsung disingkirkan dari shortlist kandidat potensial.

Menjawab pertanyaan seperti ini, kita harus menilik kembali ke proses sortir CV yang umum dilakukan oleh berbagai perusahaan di Indonesia maupun negara-negara lainnya untuk setiap lowongan pekerjaan yang mereka miliki.

Yang harus diketahui sejak awal, ingatlah bahwa sangat jarang terjadi CV yang anda kirimkan akan langsung dibaca oleh user atau calon atasan anda, yang notabene memiliki latar belakang teknik atau memiliki pemahaman mengenai specific skills yang dibutuhkan.

CV yang anda kirimkan (baik dalam bentuk soft copy maupun hard copy) pada umumnya akan diterima oleh staf di HR Department yang bertugas untuk menyortir ratusan atau bahkan ribuan CV yang masuk.

Ini jelas menjadi sebuah tantangan tersendiri. Mengapa? Karena bisa disimpulkan secara sederhana bahwa staf di HR Department tersebut tentunya tidak memiliki pemahaman mendalam mengenai technical competencies yang dibutuhkan untuk posisi tersebut. Saya tidak ingin dituduh menyamaratakan bahwa semua staf di HR Department pasti seperti itu, tapi kenyataan yang sering saya temui memang demikian adanya.

Dengan pemahaman yang terbatas, apa yang bisa mereka jadikan sebagai rujukan untuk menyortir CV kandidat? Tentunya mereka akan kembali merujuk ke job requirements yang biasanya sudah tercantum di setiap iklan lowongan pekerjaan untuk menentukan apakah kandidat ini perlu di-shortlist atau disingkirkan.

Itulah sebabnya saya tidak pernah bosan mengingatkan untuk selalu sungguh-sungguh mempelajari setiap iklan lowongan pekerjaan secara cermat dan menyesuaikan apa yang akan anda cantumkan didalam CV berdasarkan apa yang tercantum dalam job requirements di iklan lowongan pekerjaan tersebut.

Sekedar berbagi cerita, beberapa waktu yang lalu saya pernah dimintai bantuan oleh seorang teman untuk me-review CV yang dibuatnya untuk melamar ke satu perusahaan multinasional berdasarkan iklan yang termuat di harian KOMPAS.

Secara artistik, saya tidak ragu untuk memberi nilai 10 untuk CV yang dibuatnya. Kombinasi font dan komposisi layout sungguh eye-catching. Tapi dengan sangat menyesal saya berikan nilai 3 untuk efektifitasnya, karena dari 5 halaman yang dibuatnya, saya belum bisa menemukan sebetulnya apa yang membuatnya bisa dimasukkan kedalam shortlist kandidat setelah membaca 2 halaman pertama.

Setelah saya tunjukkan bagaimana mengubah CV-nya agar tidak hanya menarik tapi juga efektif, 5 halaman tersebut kemudian dapat dipersingkat menjadi 2 halaman saja. Saya menghilangkan semua bullshit (istilah yang saya pakai untuk semua informasi yang tidak relevan dan tidak perlu tercantum didalam CV) dan memberikan penekanan pada technical competencies yang dimilikinya, yang kebetulan sesuai dengan job requirements yang tercantum dalam iklan.

So far so good, hanya tiga hari setelah mengirimkan CV yang sudah dimodifikasi, teman saya mendapat panggilan interview dan saat ini bahkan sudah memasuki tahap ketiga dalam proses rekrutmen di perusahaan multinasional tersebut.

Masalah dirinya diterima atau tidak pada akhirnya, itu sudah sedikit diluar kekuasaan, tapi paling tidak saya berhasil kembali membuktikan pendapat (ngotot) saya yang menyatakan kalau CV itu hanya berfungsi sebagai sarana untuk mendapatkan panggilan interview.

Tidak kurang tidak lebih.

Setelah itu tentunya tergantung pada kemampuan anda sendiri untuk meyakinkan apakah anda memang orang yang tepat untuk menempati posisi tersebut.

Jadi kalau kita kembalikan pembicaraan ini ke topik semula, apakah perlu mencantumkan technical competencies dalam CV? Saya tidak ragu untuk mengatakan YA… sangat perlu! Asalkan jangan lupa untuk mencantumkan hanya technical competencies yang relevan sesuai dengan apa yang dicari.

CV bukan tempat yang tepat untuk mencantumkan omong kosong yang tidak perlu. No bullshit, straight to the point, get down to business… and you’ll get that interview invitation call very soon.