Upgrade SIM Card Telkomsel Dan Mobile Banking

Biasanya demi menghibur diri sendiri yang masih menggunakan HP dengan jaringan 3G, saya selalu berkata bahwa saya akan beli HP baru jika HP 5G sudah keluar. Akhirnya, tahun ini HP yang support 5G sudah ada. Sebelum beli HP 5G, saya masih harus mempertimbangkan SIM card yang masih pakai jaringan 3G.Sebenarnya sudah lama dan sering saya mendapatkan SMS promo untuk segera upgrade SIM card ke jaringan 4G. Tapi tidak saya indahkan. Buat apa? Toh HP saya juga belum support 4G.

Kali ini untuk bisa menggunakan jaringan 5G, tidak diperlukan upgrade SIM card dari 4G ke 5G. Tapi tentu saja SIM card saya yang masih 3G tidak bisa digunakan. Jadi jika saya ingin bisa menggunakan jaringan 5G saya perlu melakukan upgrade SIM card ke 4G.

Untungnya GRaPARI Telkomsel lokasinya dekat dengan tempat kerja. Cukup 15 menit saja untuk kesana. Yang lama itu antrinya, karena orang yang berurusan di sana tidak sedikit.

Setelah mendapat nomor antrian, saya diminta untuk menunggu di luar. Berhubung corona, jumlah pelanggan di dalam dibatasi. Sambil menunggu, saya duduk di kursi dekat sales yang menjual kartu perdana dan kuota. Saya memperhatikan orang lain yang juga sama-sama menunggu seperti saya.

Saya melihat seorang bapak-bapak yang baru datang dan menuju sales. Ia memperlihatkan pesan WhatsApp yang ia terima. Kemudian sales menerima HP nya dan melayani bapak tersebut.

Karena posisi saya tidak terlalu dekati, saya tidak memperhatikan dengan seksama apa yang mereka bicarakan. Tapi saya bisa menangkap bahwa bapak tersebut baru saja mengupgrade kartu SIM nya dari 3G ke 4G. Terakhir terjadilah percakapan mengenai pembayaran.

“Berapa?” Kata Bapak itu.

“Ngga usah, Pak.” kata sales.

“Wah, ngga enak lah saya. Bilang aja.” Bapak tersebut tetap memaksa.

“Biasa aja, Pak. Dua puluh lima ribu.” Kata sales itu kemudian.

Setelah membayar, bapak tersebut kemudian mengucapkann terima kasih dan pergi.

Saya yang memperhatikan jadi bertanya-tanya. Apa beda sales di depan, dengan pelayanan dalam Grapari. Bapak tersebut baru datang, langsung dilayani, selesai, dan langsung pergi. Saya yang datang dari awal masih menunggu nomor antrian untuk bisa dipanggil masuk. Daripada menyimpan pertanyaan dalam hari, saya samerin aja sales tersebut. Toh masih sepi.

“Hmm, mau numpang nanya. Apa bedanya di sini dengan di dalam?” kata saya.

“Sebenarnya sama aja sih, Mba. Cuma di dalam peralatannya lebih lengkap.” kata sales tersebut.

“Jadi kalo saya mau upgrade kartu ke 4G bisa di sini aja?” tanya saya lagi.

“Bisa, kalo dapat SMS atau pesan WhatsApp nya perlihatkan ke saya.”

Sayangnya saya ngga dapat pesan WA. Adapun SMS operator kebanyakan sudah saya hapus. Meski begitu sales tetap menanyakan nomor HP saya. Setelah saya sebutkan, ia pun memeriksa nomor HP tersebut di HP nya.

“Wah, nomor ini terdaftar di mobile banking Mba. Jadi untuk upgradenya harus di dalam. Karena peralatan di dalam lebih lengkap, ada laptop dan lainnya.” Kata sales itu menjelaskan.

Btw, berbagai percakapan tersebut sebenarnya terjadi dalam Bahasa Banjar. Berhubung saya tulis di artikel, maka saya sesuaikan ke dalam Bahasa Indonesia, hehe.

Sebenarnya saya masih ingin banyak nanya. Tapi nomor antrian saya sudah dipanggil untuk masuk. Saya pun langsung masuk ke dalam, duduk di ruang ber AC, namun masih tetap menunggu antrian.

Sambil menunggu, saya memperhatikan berbagai tempelan di dinding. Paling besar spanduk berisi paket kartu Halo. Ada berbagai pilihan paket, tapi saya hanya pengguna kartu As.

Ada juga tulisan berisi syarat penggantian SIM card yang hilang:

– Membawa KTP asli yang teregistrasi.

– Membawa buku tabungan asli jika terdaftar di mobile banking.

Ternyata, untuk nomor HP yang terdaftar di mobile banking, syaratnya lebih banyak. Mungkin untuk keamanan uang nasabah. Nomor HP saya juga terdaftar di mobile banking. Untungnya tidak ganti hilang, cuma upgrade saja. Maka dengan membawa KTP saja sudah cukup.

Sambil menunggu, saya memperhatikan apa saja yang diurus oleh orang-orang ke Grapari.

Ada yang ingin ganti paket kartu Halo. Ternyata pengguna pasca bayar kartu Halo bisa menentukan limit penggunaan perbulan supaya tagihan tidak membengkak.

Ada juga yang sekalian minta rincian tagihan bulan sebelumnya. Dia dapat tagihan namun ingin tahu rinciannya. Rupanya harus ada yang didaftarkan dulu supaya bisa melihat rincian penggunaan selain total tagihannya.

Ada juga yang ingin mengaktifkan kembali kartu yang habis masa aktif karena lupa diisi. Ini adalah kasus yang paling sering dialami pengguna Telkomsel. Sayangnya, jawabannya kurang memuaskan. Nomor yang sudah habis masa tenggangnya tidak bisa diaktifkan lagi sebagai kartu prabayar. Jalan satu-satunya adalah dengan merubahnya menjadi kartu pasca bayar. Nomor nya tetap sama, namun berubah jadi karto Halo. Pelanggan kali ini memutuskan untuk tidak menggunakannya.

Akhirnya tiba juga giliran saya untuk dipanggil. Saya utarakan keinginan saya untuk upgrade kartu dari 3G ke 4G. Saya diminta menyerahkan KTP dan SIM card lama. Setelah itu saya menunggu CS mengetik di laptopnya. Sebelumnya CS menanyakan apakah saya sudah mengcopy kontak yang ada. Saya jawab sudah. Tentu saja karena selama ini saya memang terbiasa menyimpan kontak di akun Google. Jadi mau ganti kartu SIM ataupun HP bukan masalah.

Setelah itu CS meminta saya tanda tangan pada alat digital di depan saya. Saya juga diminta untuk meletakkan sidik jari pada sebuah alat untuk mencocokkannya dengan KTP. Lebih lengkap memang, jika dibandingkan dengan sales di luar.

Setelah selesai saya diminta membayar sebesar Rp 25.000. Yup, untuk pembayaran upgrade kartu SIM ini sepertinya memang tidak sama di tempat yang berbeda. Ada yang gratis, ada juga yang bayar. Lalu apa yang saya dapatkan?

Saya mendapatkan kartu SIM baru dengan tiga ukuran. Kebetulan kartu lama saya masih jadul banget yang harus dipotong sendiri untuk merubah ukurannya.

Selain itu, pulsa dan paket kuota lama saya masih berlaku. Saya juga mendapatkan kuota tambahan 15 GB 4G berlaku untuk satu bulan.

Akhirnya, kartu saya sudah upgrade ke 4G. Tinggal beli HP 5G yang diinginkan. Sebelum itu, mari kita lihat efek kartu baru ini.

Ganti Kartu SIM dan Mobile Banking
Saat melakukan upgrade kartu SIM, nomor HP yang saya peroleh tetap saya. Jadi, jika ada yang nelpon ataupun WhatsApp bukanlah masalah. Namun beda kasusnya dengan mobile banking.

Sore hari, saya mencoba login ke BNI Mobile Banking untuk melakukan transfer. Sayangnya saya tidak bisa login dan katanya akun saya sudah login di perangkat lain. Saya pun diminta untuk ke bank mengurusnya.

BRI Internet Banking/BRIMO

Saya mencoba login ke BRI internet banking. Jawaban yang saya terima adalah user id dan password tidak cocok. Saya mencoba klik lupa password dan memasukkan data. Katanya data tidak benar. Akhirnya saya telpon ke CS BRI. Ternyata karena ganti kartu SIM, data HP saya otomatis terhapus di sistem, saya harus daftar ulang ke bank. Pendaftaran tidak bisa dilakukan lewat ATM saja, harus ke bank membawa buku tabungan, KTP dan ATM.

Untungnya saya tetap bisa login di aplikasi ini. Sayangnya, saldonya yang tidak ada. Masih tersimpan di rekening BNI Syariah dimana saya ngga bisa login. Tapi tak masalah, insya Allah tanggal 9 Agustus akan ada mutasi otomatis saldo dari BNI Syariah ke BSI.

Aplikasi DIN Muamalat juga bisa diakses dengan lancar. Sebenarnya rekening ini saya khususkan untuk menabung. Tapi berhubung akun lain belum bisa diakses, maka sementara uang ini dulu yang saya pakai belanja.

Demikianlah pengalaman upgrade kartu Telkomsel dari 3G ke 4G supaya bisa pakai 5G. Saya memang agak telat dibandingkan orang lain. Tapi tak masalah, toh tetap jadi pengalaman menarik buat saya. Semoga bermanfaat.